Salah satu hal yang seringkali menggeser keberadaan Tuhan dalam hidup kita adalah kesombongan. Itu sebabnya Tuhan sangat menentang kecongkakan. Firman Tuhan berkata bahwa setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN dan ia tidak akan luput dari hukuman (Amsal 16:5).
Kita bisa belajar dari kisah seorang raja yang hebat pada masanya, namun dibuat Tuhan jatuh sampai ke titik terendah kehidupannya karena kesombongan. Dialah Nebukadnezar. Sulit membayangkan seorang raja yang berkuasa, menderita sakit jiwa, dan hidup layaknya seekor binatang. Ia dihalau dari antara manusia, makan rumput seperti lembu, tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung. Padahal, sebelumnya Tuhan telah memperingatkan raja Nebudknezar melalui Daniel, dimana Daniel sempat memohon agar Nebukadnezar mengubah cara hidupnya (Daniel 4:27). Namun, sampai 12 bulan berlalu, Nebukadnezar tetap tidak mau berubah. Tidak ada pertobatan dalam hati raja yang congkak ini, sehingga mimpi tentang kejatuhannya pun terwujud. Pada akhirnya, ketika hati yang sombong itu telah direndahkan, barulah ia mengakui kebesaran Tuhan (Daniel 4:34-37). Lihatlah, betapa mudah bagi Tuhan untuk memutarbalikkan keadaan. Jangan sampai kita harus mengalami teguran dari Tuhan karena kesombongan. Karena itu, sadar dan waspadalah saat kita mulai berbangga dengan apa yang kita miliki, seperti kecakapan, prestasi, pencapaian, dan termasuk segala kebaikan atau kesalehan kita. Seperti halnya Nebukadnezar yang berkata, "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" Jangan biarkan segala pencapaian membuat kita lupa bahwa ada Tuhan di balik segala hal yang terjadi. Ingat bahwa Tuhan akan terus membentuk kita dan menyingkapkan segala hal di dalam diri kita yang berada tidak pada tempatnya. Saat masih tersisa unsur kesombongan di dalam diri kita, Tuhan akan terus membentuk kita. Manakala kita sedang mengalami kehancuran, patah hati, dan kecewa, ambillah kesempatan itu menjadi momen untuk memangkas segala kesombongan kita. [RS]