Suatu hari di kedai es krim, seorang anak berusia 10 tahun melihat menu untuk memilih es krim. Anak itu bertanya, "Berapa harga untuk semangkuk es krim sundae?" Pelayan menjawab, "50 sen." Anak kecil itu menarik tangannya keluar dari saku dan menghitung sejumlah koin di dalamnya, dan bertanya kembali "Berapa harga untuk semangkuk es krim plain?" "35 sen..!", jawab pelayan tersebut dengan kasar. Ia menjadi tidak sabar karena beberapa orang sudah menunggu untuk order. Akhirnya anak tersebut memilih es krim plain. Singkat cerita, anak tersebut selesai memakan es krim nya. Ketika si pelayan datang untuk membersihkan meja, ia menelan ludah atas apa yang dilihatnya. Di meja tersebut, koin senilai 15 sen ditempatkan rapi di samping piring kosong, sebagai tip untuk si pelayan dari anak yang ia anggap menyebalkan. Si pelayan pun menyesal telah memperlakukan anak itu dengan buruk. Kisah ini mengajarkan kita pentingnya untuk tidak menilai orang lain hanya berdasarkan tampilan luar saja. Tampilan luar yang dimaksud mencakup cara berpakaian, usia, wajah, dan sebagainya.
Firman Allah memberikan catatan penting tentang perilaku kita kepada orang lain. Firman Tuhan berkata, kita tidak boleh cepat memberikan penilaian kepada orang lain sebatas penampilan luar, karena ketika kita melakukannya, akan terbuka kesempatan untuk merendahkan orang lain. Sebagai murid Kristus sudah sepantasnya kita memperlakukan semua orang dengan baik, sebagaimana yang pernah diajarkan Yesus Kristus. Terlebih lagi, identitas orang percaya terlihat pada saat ia memperlakukan orang lain dengan baik dan penuh kasih. Mari, amalkan iman kita dengan tidak memandang muka. [LS]