Tancredo seorang kandidat presiden Brazil, berkata pada saat berkampanye bahwa jika ia mendapatkan lebih dari 500 ribu suara, maka takkan ada seorang pun, termasuk Tuhan sekalipun, yang mampu menghalanginya menjadi presiden. Trancedo memang berhasil memenangkan pemilu tersebut, namun ironisnya, sehari sebelum dilantik ia meninggal dunia. Marilyn Monroe saat dikunjungi oleh Billy Graham untuk menyampaikan pesan Tuhan, dengan angkuh menolak pesan tersebut dan berkata ia tidak butuh Tuhan. Seminggu berikutnya Marylin ditemukan tewas.
Kadangkala, kesuksesan seseorang dapat menjadi celah kesombongan dalam dirinya. Mari belajar dari salah satu tokoh Alkitab bernama Raja Uzia. Ia menjadi raja di usianya yang ke enam belas. Selama 52 tahun ia memerintah Yerusalem, ia selalu melakukan apa yang benar di mata Tuhan, maka Tuhan selalu menolongnya secara ajaib dan membuat semua usahanya berhasil. Namanya semakin termasyhur karena kekuatannya yang semakin besar dengan diperlengkapi kekuatan militer ratusan ribu balatentara. Namun, di puncak kejayaannya, Raja Uzia menjadi sombong dan melanggar perintah Tuhan. Puncaknya ketika ia memasuki bait Tuhan dan membakar ukupan di atas mezbah yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh para imam keturunan Harun. Hal ini menunjukkan kesombongan yang fatal dan sikap tidak menghormati Tuhan. Saat itu juga Tuhan menimpakan tulah kepadanya, yaitu penyakit kusta sampai pada hari kematiannya. Ia hidup dalam rumah pengasingan dan dikucilkan dari rumah Tuhan. Lihatlah, betapa mudahnya bagi Tuhan untuk memutarbalikkan keadaan. Jangan sampai kita harus mengalami hukuman karena kesombongan (Amsal 16:5). Untuk itu, marilah kita tetap merendahkan hati di hadapan Tuhan dan mengembalikan segala kemuliaan hanya kepada-Nya. [RS]