Awal tahun 1940-an, bangsa Yahudi menghadapi pembantaian besar-besaran oleh Nazi Jerman dan fasis dari Ustasa Kroasia. Seorang Yahudi bernama Yosef Kavilio selamat karena ditolong oleh rekan bisnisnya yang berbeda suku dan keyakinan, bernama Mustafa Hardaga dan istrinya Zejneba. Mereka menyembunyikan Yosef dan keluarga di rumah mereka di Sarajevo meskipun taruhannya adalah ditembak mati di tempat dan posisi rumah mereka berhadapan langsung dengan markas Gestapo, polisi rahasia Jerman. Karena pertolongan Mustafa dan istrinya, Yosef dan keluarga berhasil melarikan diri ke Israel.
Kisah di atas mengingatkan kita akan kisah orang Samaria yang baik hati. Demi menolong orang Yahudi yang terluka, orang Samaria mengambil resiko tinggi di tempat yang berbahaya dan penuh dengan penyamun. Orang Samaria tersebut tidak memandang ras atau suku, padahal orang Yahudi kerap kali memandang rendah, menghina, dan membenci orang Samaria. Orang Samaria juga "membayar harga" dengan mengeluarkan harta yang tidak sedikit untuk biaya penginapan dan pengobatan orang yang tidak ia kenal tersebut tanpa mengharapkan imbalan. Perbuatan orang Samaria dan Hardaga mencerminkan inti sesungguhnya dari kasih yang penuh dengan belas kasihan kepada sesama tanpa memandang latar belakang, sesuai dengan Injil Lukas 10:37 "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" Hari-hari ini Tuhan banyak menyingkapkan orang-orang yang butuh pertolongan kita, namun kerap kali kita mengabaikan panggilan untuk menolong seperti yang dilakukan Imam dan Lewi pada kisah orang Samaria. Kita harus mempunyai hati untuk terus melakukan kebaikan kepada sesama sebagai bentuk perwujudan iman kita agar orang lain merasakan kasih Kristus mengalir melalui hidup kita. [CK]