Charles Haddon Spurgeon adalah pengkhotbah paling terkenal di Inggris pada paruh kedua abad ke-19. Pada 1854, empat tahun setelah pertobatannya, Spurgeon yang saat itu berusia 19 tahun menjadi pendeta Gereja New Park Street yang terkenal di London dan sebelumnya digembalakan oleh teolog baptis terkenal John Gill. Sebelum berusia 20 tahun, Spurgeon telah berkhotbah lebih dari 600 kali. Ia pun pernah berkhotbah kepada lebih dari 10.000 orang pada suatu waktu. Sampai tahun 1892, tahun ia meninggal, Spurgeon telah berkhotbah sebanyak 3.600 kali. Cukup mengejutkan bahwa ternyata hamba Tuhan ini dalam pelayanannya juga pernah mengalami masa-masa depresi.
Tak hanya menyerang Spurgeon, banyak pula publik figur terkenal yang berada di titik kesuksesan dan bergelimang harta yang ternyata menderita depresi dan bahkan memilih untuk mengakhiri hidup. Banyak orang menyepelekan depresi dan sering menganggap hal tersebut mudah diatasi. Padahal depresi dapat menyerang siapa saja dan akan berakhir fatal jika tidak segera diatasi. Depresi ini sering dipicu oleh berbagai kejadian di sekitar kita seperti kehilangan pekerjaan, kematian orang yang dikasihi, tuntutan yang tak terpenuhi, perundungan, atau direndahkan. Sebagai murid Kristus, mari perlengkapi diri kita dengan benteng pertahanan yang teguh dalam menghadapi cobaan hidup dengan selalu menjaga hubungan intim dengan Tuhan melalui saat teduh. Beriman dengan sungguh kepada Allah atas setiap pergumulan. Belajar untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal, serta menemukan komunitas yang tepat untuk mendapatkan dukungan dan terus mengalami pertumbuhan. [CK]