Warren W. Wiersbe pernah berkata, "Roh Kudus tidak meninggalkan kita, walaupun kita sering mengecewakan Dia. Hanya, Ia tidak dapat memenuhi kita, tidak dapat memberi kita kekuatan, dan tidak dapat memakai kita jika kita mengabaikan kehidupan rohani kita." Artinya, Roh Kudus tak bisa bekerja di tengah perbuatan-perbuatan kita yang mendukakan-Nya. Hal inilah yang dinasihatkan oleh Rasul Paulus, "Janganlah mendukakan Roh Kudus dengan cara hidup Saudara." Lalu perbuatan apa saja yang membuat Roh Kudus berdukacita?
Dalam bacaan Alkitab hari ini dijelaskan bahwa kita dapat mendukakan Roh Kudus dengan bertindak seperti orang yang belum percaya, dengan pikiran yang sia-sia, jauh dari persekutuan dengan Tuhan, dengan kedegilan hati (Efesus 4:17-19), menyerah kepada natur dosa (Efesus 4:22-24), dengan perkataan dusta (Efesus 4:25), dengan kemarahan yang tak dibereskan (Efesus 4:32), dan dengan percabulan (Efesus 5:3-5). Kita harus memandang serius gaya hidup kita sebagai orang percaya, karena sikap mendukakan Roh Kudus akan memadamkan Roh-Nya untuk bekerja, sehingga kita tak akan memiliki kekuatan melawan natur dosa tersebut. Pada akhirnya, akan mengakibatkan penolakan kepada Roh Kudus itu sendiri, dan berujung pada tindakan yang tak dapat diampuni, yaitu menghujat Roh Kudus atau menghina Roh kasih karunia (Ibrani 10:26-29). Seperti yang disampaikan Stefanus, sikap keras kepala berhubungan dengan sikap menentang Roh Kudus (Kisah Para Rasul 7:51). Sungguh tragis jika Roh Kudus yang telah dikaruniakan untuk menolong kita, kita abaikan. Hendaknya pemahaman bahwa kita dapat mendukakan Roh Kudus itu dengan perbuatan-perbuatan dosa, mendorong kita untuk tidak hidup di dalam dosa, dan kita mengizinkan Roh-Nya bekerja secara leluasa di hati kita sebagai bait-Nya, yang akan menghasilkan buah roh di dalam kehidupan kita. [RS]