Joanna Hor, karyawan sebuah perusahaan di Singapura, tadinya tidak begitu menyukai bubur, hingga suatu hari ia sakit, dan pemimpin perusahaan tempat ia bekerja mendadak datang dan memberikan semangkuk bubur yang ia masak sendiri. Buburnya terasa sangat enak, namun yang membuat istimewa adalah perhatian dari pemimpin perusahaan tersebut. Ternyata bukan kali pertama, pemimpin perusahaan tersebut memasak bubur dan mengantarkannya kepada karyawannya yang sedang sakit, walaupun tempat tinggal karyawan tersebut di arah yang berlawanan dari rumahnya. Tidak jarang, ia menanyakan kabar keluarga dari karyawan-karyawannya, dan menuliskan surat yang berisi apresiasi dan perhatiannya atas pekerjaan yang sedang dilakukan mereka.
Sangat jarang kita menemukan pemimpin yang benar-benar peduli dengan bawahannya dan yang mau melayani mereka. Pada masa rasul Paulus, gereja diisi dengan pemimpin yang egois dan orang-orang yang tidak peduli dengan kehendak Kristus dan kebutuhan gereja Filipi (Filipi 1:14-18, Filipi 2:21). Melihat pelayanan Paulus, ia merupakan pemimpin yang sangat peduli akan orang-orang yang ia layani, termasuk anak rohani bimbingannya, Timotius. Paulus mengetahui dan menasihati Timotius akan masalah kesehatannya. Kita sebagai orang percaya dipanggil untuk menjadi berbeda dari duniaâmenjadi orang-orang yang melayani dengan kerendahan hati dan sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan orang-orang sekitar kita. Ini bisa terasa sulit dilakukan dalam budaya yang mempromosikan "cinta akan diri sendiri" dan "kepuasan bagi diri sendiri", terutama ketika kita lelah secara fisik dan emosional. Tapi ketika kita tahu betapa Kristus telah mencintai dan melayani kita terlebih dahulu, bahkan hingga Ia mengorbankan diri-Nya sendiri untuk kita, maukah kita mempedulikan dan mendahulukan sesama? [IR]