Dunia sedang digempur dengan rentetan peristiwa yang tidak menyenangkan sejak awal tahun 2020. Diawali dengan banjir di Jakarta, kebakaran hutan di Australia kemudian wabah virus yang dimulai di China. Tidak seperti biasanya di mana bencana bersifat regional, kali ini seluruh negara di dunia tanpa terkecuali diperhadapkan dengan masalah wabah virus covid-19. Tidak ada lagi tempat yang aman karena wabah ini sudah masuk ke hampir seluruh negara. Tidak ada lagi tempat berlindung karena virus ini menyebar dengan sangat mudah. Dan pandemi ini telah menyebabkan gelombang ketakutan dan kekhawatiran yang sangat besar di seluruh dunia.?
Sebagai anak Tuhan, kita terpanggil untuk menjadi terang di mana pun kita berada. Di tengah keadaan seperti ini, terang kita justru harus semakin bersinar bagi sekitar. Banyak hal yang bisa kita lakukan seperti memberikan sumbangan uang ataupun tenaga, menguatkan yang lemah, menenangkan yang dilanda rasa khawatir berlebihan, dan masih banyak lagi. Kita menjadi terang bukan karena kita menghadapi realita yang berbeda, kita pun menghadapi resiko yang sama. Banjir tidak pandang agama, wabah tidak pandang bulu, krisis ekonomi tidak memandang lintas batas negara. Namun kita terpanggil sebagai terang, karena kita punya Tuhan yang adalah sumber terang itu sendiri. Kita hanyalah alat Tuhan. Ia akan selalu memenuhi anak-anak-Nya dengan rasa damai, ketenangan, dan pengharapan asal kita selalu dekat kepada-Nya. Tuhan tidak meminta banyak dari kita, hanya agar kita menggenapi panggilan kita sebagai terang dalam gelap. [EV]