John Bevere menceritakan kecintaannya pada The Dallas Cowboys pernah mengalahkan kecintaannya pada Yesus. Mulanya ia sering mendengar rekan-rekan di kantornya membicarakan tim football ini. Karena penasaran, ia coba menonton pertandingannya. Sampai suatu waktu, ia menjadi fans berat, dan tidak mau ketinggalan satupun pertandingannya. Setiap kali ada kesempatan berkumpul, hanya Cowboys yang ia bicarakan. Suatu hari John berdoa tentang suatu hal yang ia pikir biasa saja dan tidak begitu penting: ?Tuhan, aku mohon Kau memurnikan hatiku. Jika ada sesuatu dalam hidupku yang tidak menyenangkan-Mu, bukalah dan singkirkan.? Pada saat John menonton ?salah satu pertandingan, ia berjanji kepada Tuhan akan berdoa 5 jam jika Cowboys menang. Tim itu menang, dan John menepati janjinya. Ia mematikan TV, naik ke ruang kantornya, menutup pintu, dan berlutut untuk berdoa. Ia merasa doanya basa-basi dan flat. Tidak butuh waktu lama untuk menyadari ada hal yang salah jika doa terasa hambar. John segera memohon ampun pada Tuhan, dan secara keras berkata, jika ada yang bertanya mana yang lebih penting, maka ia akan menjawab ?Tuhan?.
Ada kalanya hobi berada pada posisi yang salah. Olahraga, makanan, film, musik, bahkan pekerjaan, atau pelayanan adalah beberapa hal yang terkadang harus dikembalikan pada posisinya yang benar, yaitu di bawah hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan harus menjadi prioritas utama kita melebihi apapun juga. Jangan sampai hobi menjauhkan kita dengan Tuhan. Jadikan hobi sebagai penyegar, pengisi baterai, penyeimbang hidup, dan sarana memuliakan Tuhan, bukan sarana melupakan Tuhan. Ia tidak meminta kita berdoa 5 jam, tetapi Ia menginginkan ketaatan kita. Mari identifikasi apakah hobi kita mengalahkan Tuhan. Berdoalah, dan meminta pertolongan Roh Kudus untuk mengganti fokus kita dari hobi kepada Tuhan. [LS]