Merriam-Webster mendefinisikan emergency sebagai keadaan tak disangka-sangka dan biasanya berbahaya sehingga memerlukan penanggulangan segera. Keadaan ini biasa kita sebut sebagai keadaan darurat. Di dalam kehidupan kita pun, keadaan darurat bisa terjadi, seperti penderitaan dan bencana yang tentu saja mengubah keadaan dan tindakan kita.
Sejatinya, ketika keadaan menjadi darurat, pastilah sisi kemanusiaan kita mencari pertolongan, pertahanan, dan perlindungan, seperti lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Tapi kita perlu melihat kisah Daniel dan ketiga temannya. Mereka memilih untuk tetap dalam imannya meski mereka sedang berada dalam situasi darurat yaitu hukuman mati. Ungkapan iman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, ?Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami ? tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku.? Daniel bahkan rela harus dibuang ke gua singa karena mempertahankan iman kepada Tuhan. Mereka mengajarkan kita bagaimana menjalani hidup yang saleh dalam hidup yang penuh tantangan ini. Iman demikianlah yang harus kita bangun dan latih. Sekalipun Tuhan tak menjawab doa sesuai keinginan kita, sekalipun tantangan tak diluputkan, iman kita kepada-Nya tidak akan pernah goyah. Dalam keadaan baik atau darurat, iman kita kepada-Nya tidak merosot oleh keadaan. Mari kita pertahankan iman kita. Andalkan Tuhan, rajin berdoa, membaca Alkitab, beribadah, melayani, berpuasa, dan tidak hanya mencari Tuhan di saat keadaan darurat. [RS]