Kehidupan kita tidak pernah lepas dari sebuah pilihan dan keputusan. Untuk hal-hal kecil, mungkin kita merasa mudah dan cepat untuk memutuskan. Tapi untuk hal-hal besar yang akan membawa dampak dan pengaruh yang besar pula, kita dituntut berpikir keras untuk memutuskannya. Karena jika sampai salah dapat berakibat fatal.
Ketika Rasul Paulus berada di dalam penjara, sangat wajar jika ia memikirkan tentang kelangsungan hidupnya. Pada saat itu ia berpikir antara hidup dan mati. Ia tidak takut mati, baginya mati adalah keuntungan karena ia akan segera tinggal bersama Kristus dalam kemuliaan, tapi di sisi lain, bagi Paulus hidup adalah Kristus yang artinya seluruh kehidupan ini dikerjakan untuk kemuliaan Allah dan menghasilkan buah. Dalam pergumulan itu, Rasul Paulus memilih keputusan yang tepat : "tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman" (ayat 24). Dari Rasul Paulus, kita belajar bahwa keputusan harus didasarkan pada kebenaran Firman Tuhan dan harus membawa berkat serta damai sejahtera bagi diri sendiri dan sesama. Bagi kita yang sedang mengalami kegalauan karena harus memutuskan hal yang sifatnya prinsip dan vital, putuskanlah berdasarkan dua hal tersebut. Tanyakan kembali pada diri Anda, apakah keputusan saya sudah sesuai dengan Firman Tuhan, apakah ada damai sejahtera dalam diri kita, dan apakah keputusan itu memberkati dan memberi dampak bagi sesama. Periksa kebenarannya melalui Firman Tuhan, dan yang terpenting, milikilah hubungan intim dengan-Nya agar kita dapat memutuskan dengan benar. [LS]