Kemampuan beradaptasi adalah salah satu strategi bertahan hidup. Pasalnya, perubahan dalam hidup berjalan dengan cepat. Krisis yang baru saja kita alami membawa perubahan yang radikal dalam kehidupan, dalam bentuk the new normal. Mau tidak mau, suka tidak suka, ini memaksa kita untuk berdaptasi dengan melakukan berbagai perubahan sekaligus cara hidup sehari-hari. Saat ini banyak orang melakukan segala sesuatu secara online, baik meeting/pertemuan, berbelanja kebutuhan, delivery makanan, dan lain sebagainya.
Kita sebagai orang percaya ternyata juga harus memiliki kemampuan beradaptasi. Di dalam Alkitab, Rasul Paulus menjadi sosok yang mampu beradaptasi dengan baik. Ia memiliki tujuan untuk dapat memenangkan banyak jiwa. Menyadari hal itu, dirinya sadar akan bertemu banyak orang dengan latar belakang yang berbeda. Maka, terhadap orang Yahudi, ia akan beradaptasi menjadi seperti mereka agar dapat memenangkannya. Terhadap orang non Yahudi, ia pun akan berlaku seperti non Yahudi. Ketika bertemu dengan orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat, ia akan berlaku seolah-olah terikat pada hukum itu. Terhadap orang-orang lemah, Rasul Paulus juga ikut menjadi bagian dari mereka, "tetapi tentu saja saya harus selalu melakukan apa yang benar sebagai orang Kristen. Demikianlah, dengan jalan menyetujui mereka, saya mendapat kepercayaan dan dapat menolong mereka juga," kata Rasul Paulus dalam 1 Korintus 9:21 FAYH. Dari Rasul Paulus, hendaknya kita dapat menerapkan hidup yang mampu beradaptasi tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip kebenaran. Jangan lagi takut menghadapi perubahan, berdapatasilah dengan perubahan itu, dan jadilah unggul secara jasmani maupun rohani. [LS]