Qin Shi Huang adalah kaisar pertama di Cina. Untuk mempertahankan kekuasaannya, ia memerintahkan pembangunan Tembok China. Ia juga membangun Istana E Fang, yang merupakan istana terbesar dan termegah dalam sejarah Tiongkok. Terakhir ia membangun kuburnya, sebagai kuburan terbesar di dunia di mana terdapat kurang lebih 8.000 patung sosok prajurit, 130 kereta dengan 520 kuda, dan 150 pasukan kavaleri. Pada akhir hidupnya, ia meninggal di usia 49 tahun dan dinasti yang ia dirikan berakhir hanya empat tahun setelah kematiannya. Semua yang ia bangun menjadi tak berarti karena hanya bersifat sementara dan tak dapat ia nikmati.
Benarlah apa yang disampaikan Yesus, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?" Kehilangan nyawa artinya kehilangan kehidupan di sorga. Secara manusia, kita cenderung ingin memperoleh kesenangan dunia, kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan kepopuleran. Dan ada banyak sekali orang mengabaikan kepentingan kekekalannya dengan terlalu peduli pada upaya untuk meningkatkan kehidupan sementara ini secara berlebihan. Padahal bagi Yesus, satu nyawa lebih berharga daripada seluruh isi dunia ini, sehingga Ia memberikan nyawa-Nya untuk menebus jiwa kita. Relakah jika Anda harus menukar harga yang sangat mahal itu demi dunia ini? Tak ada gunanya jika kita kehilangan nyawa. Lihatlah cara hidup Paulus. Setelah mengikut Yesus, ia melupakan semua yang di belakangnya, termasuk ketenaran dan kehormatannya. Sebagaimana yang kita tahu, ia mempunyai latar belakang sebagai orang Farisi, ahli Taurat, murid Gamaliel, seorang guru Taurat yang sangat dihormati, tetapi ia menganggap itu semua tidak berharga karena Kristus. Demikianlah seharusnya pemikiran kita di dalam mengikut Yesus. Cara kita hidup di dunia inilah yang menentukan keadaan kekal kita. Apa yang seharusnya kita kumpulkan di dunia? Kumpulkanlah harta kita di sorga melalui kasih, kebaikan, dan segala perbuatan yang menyenangkan Tuhan selama kita berada di dunia. [RS]