IS DIVORCE A SOLUTION?

Minggu,07 Februari 2021

BACAAN NDC BIBLE STUDY

Hosea 12

AYAT HAFALAN

Matius 19:8

RENUNGAN INSPIRASI

Pernikahan diciptakan oleh Allah sebagai gambaran dari kasih Kristus dan gerejanya. Dalam Efesus 5:22-33, suami dan istri diperintahkan untuk mencerminkan hubungan kasih antara Kristus dan Gereja-Nya. Tetapi banyak rasa sakit dialami dalam pernikahan. Dua individu akhirnya menahan diri dengan mencoba bertahan dalam pernikahan yang tidak bahagia selama bertahun-tahun. Tidak sedikit yang berpendapat, perceraian akan jauh lebih baik dalam jangka panjang! Membangun dan mempertahankan pernikahan dalam suka atau duka, kaya atau miskin, sehat atau sakit, sampai maut memisahkan, tidaklah mudah, terutama ketika perceraian itu nyaman dan tidak lagi membawa banyak stigma dalam budaya kita.
Perceraian telah ada di lingkaran umat Allah sejak zaman Musa. Kemungkinan besar orang Israel mendapatkan konsep "perceraian atas permintaan" saat mereka tinggal di Mesir di mana perceraian lazim terjadi. Meskipun benar bahwa Hukum Musa mengizinkan atau menoleransi perceraian (Ulangan 24:1-4), ketika Yesus ditanyai tentang bagian dari hukum ini (Matius 19:7-9), Ia menjelaskan bahwa perceraian tidak pernah menjadi pilihan yang disetujui secara Ilahi. Dengan tegas Yesus mengatakan, "tetapi sejak semula tidaklah demikian". Perhatikan bahwa Tuhan bahkan mengubah kata-kata orang Farisi untuk menegaskan bahwa perceraian adalah gagasan manusia, bukan gagasan Tuhan. Mereka bertanya, "Mengapa Musa memerintahkan?" Yesus menjawab, "Musa mengizinkan". Izin itu bukan karena Tuhan menyetujui perceraian, tetapi karena hati manusia yang keras dan beranggapan bahwa "hidup saya dan kebahagiaan saya" adalah yang terpenting. Perceraian tidak pernah menjadi pilihan yang disetujui Tuhan, walaupun Alkitab menyajikan kasus-kasus di mana perceraian diperbolehkan, yaitu perzinahan (Matius 5:32; 19:9), ditinggalkan oleh pasangan yang tidak percaya (1 Korintus 7:15), dan pelanggaran berat serupa lainnya seperti pelecehan, kekejaman, penghinaan, penolakan terus-menerus untuk menyediakan makanan atau pakaian yang diperlukan, pengabaian emosional suami-istri yang disengaja (Keluaran 21:10-11). Namun, bahkan dalam kasus ketidaksetiaan, solusi ideal adalah pengampunan, pemulihan dan rekonsiliasi yang jauh lebih baik daripada perceraian. (Baca kitab Hosea.) Kita harus bersyukur bahwa Tuhan membenci perceraian dan tidak memilih untuk bercerai setiap kali kita tidak berlaku setia kepada-Nya. Kasih dan pengampunan konstan dan permanen yang Tuhan berikan kepada kita harus direplikasi dalam pernikahan. Ketika masalah berkembang dalam pernikahan, segala upaya harus dilakukan seperti Kristus terus mengasihi, mengampuni dan memulihkan Gereja-Nya. Jika Anda yang mungkin sekarang sedang berjuang untuk pernikahan Anda, ingatlah juga bahwa Tuhan penuh dengan mukjizat. Sebagaimana Ia dapat menyembuhkan tubuh yang sakit, Ia juga dapat menyembuhkan pernikahan yang bermasalah. [EH]

Setelah memahami bahwa Tuhan tidak pernah menghendaki perceraian, bagaimana cara pandang Anda menghadapi pernikahan Anda?
©2017 NDC Ministry. All Rights Reserved.
Powered by GerejaSoft.com