Hubungan adalah sesuatu yang penting. Yesus rela mati ke dunia ini demi menyelamatkan hubungan yang telah rusak sebelumnya, karena Ia begitu menghargai hubungan-Nya dengan kita. Demikianlah kita bisa mendekat pada Sang Khalik, sampai-sampai kita menjadi sahabat-Nya, bahkan kita pun disebut sebagai mempelai-Nya, artinya kita memiliki sebuah hubungan yang sangat istimewa. Akan selalu ada kebahagiaan dan kekuatan cinta kasih bila hubungan kita akrab dengan Tuhan.
Lantas, bagaimanakah keberadaan hubungan kita saat ini dengan Kristus? Hubungan yang dekat ditandai dengan adanya keakraban, pengenalan mendalam, keleluasaan di mana kita bisa terbuka sepenuhnya, tanpa ada rasa malu, tertolak, atau perasaan-perasaan negatif lainnya. Kita yakin kita aman bersama-Nya. Sebaliknya, apakah kita merasa canggung di saat-saat teduh bersama-Nya, kita masih meragukan kuasa-Nya di kala masalah melanda dan seakan tidak ada jawaban, kita kehilangan kepercayaan kepada-Nya ketika masa-masa krisis menguji iman kita. Perkataan Yesus kepada murid-Nya yang bernama Filipus menjadi peringatan akan hubungan kita dengan-Nya. Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?" Sungguh mengherankan apabila telah sekian lama bahkan puluhan tahun menjadi murid Kristus, bahkan terlibat pelayanan, namun sebenarnya kita tidak mengenal-Nya. Kita tidak memahami pikiran dan keinginan-Nya, serta tidak mengerti perasaan-Nya. Jangan sampai hal itu terjadi, kenalilah Yesus lebih dekat sampai kita menaruh percaya kepada-Nya dan sebaliknya Ia pun mempercayai iman kita kepada-Nya. Sampai cinta kita kepada-Nya tampak dalam pengorbanan dan ketaatan, seperti Filipus yang akhirnya menjadi martir karena cintanya kepada Yesus. Karena sungguh mengerikan bila Ia berkata, "Aku tidak pernah mengenal kamu!" di akhir hidup kita. [RS]