Hubungan kita dengan Tuhan dalam doa memiliki ritme tertentu. Meskipun kita mungkin tidak suka untuk mengakuinya, tapi tidak sedikit dari kita yang mengalami perasaan bosan ketika kita berdoa. Alasan utama kebosanan kita dalam berdoa adalah karena kita tidak mendapatkan gratifikasi instan atas doa-doa kita. Doa menjadi seperti tugas yang harus diselesaikan. Kita menghadapi godaan kuat yang membuat kita hanya berdoa secara formalitas bahkan hingga lupa berdoa.
Saat kita bosan berdoa, seringkali kita merasa Tuhan tidak mendengarkan. Tetapi ingat bahwa Tuhan selalu ada. Ia setia. Ia selalu dekat. Ingat betapa banyak hal yang bisa Tuhan lakukan walaupun Ia tampak diam. Kita harus melepaskan harapan-harapan kita dan menyerahkan sepenuhnya di tangan Tuhan, apakah kita akan mendapatkan jawaban dengan segera atau harus menunggu entah sampai kapan. Kita harus mengingatkan diri kita bahwa doa adalah hak istimewa yang diberikan kepada kita. Berkomunikasi dengan-Nya bukanlah suatu kewajiban melainkan anugerah. Kita bisa berbicara tentang apa saja yang terjadi di dalam hidup kita kepada Dia yang begitu mengasihi kita, sehingga kita pun bisa memberi tahu Dia tentang kebosanan kita, atau tentang perasaan bersalah atas kebosanan kita. Mintalah pertolongan Roh Kudus untuk membantu kita dalam berdoa. Biarkan kebaharuan dan kepenuhan-Nya menyertai kita. Kita pun bisa mencoba sesuatu yang baru. Kita bisa membaca buku baru tentang doa. Kita bisa berdoa seturut firman-Nya. Kita bisa menuliskan pokok-pokok doa. Kita bisa mulai berdoa pada saat hendak lari pagi, jalan-jalan, menyelesaikan pekerjaan rumah, bahkan saat terjebak kemacetan. Berdoalah sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi. Tuhan mungkin menggunakan saat-saat kebosanan ini untuk mengundang kita menyalakan lagi keinginan dan kerinduan kita akan kehadiran Tuhan. [EH]