Istilah "grooming" adalah sebuah modus pelecehan seksual yang dilakukan terhadap anak melalui media sosial. Adapun upaya grooming ini didasari dengan membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga pelaku dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan korban. Di banyak negara, grooming sendiri sudah marak menjadi modus kejahatan pelaku pelecehan seksual anak.
Ironis memang. Dunia kita benar-benar mengalami kemerosotan moral. Kita mendapati bagaimana seharusnya relasi dibangun untuk tujuan dan sesuatu yang baik, namun kini malah sebaliknya. Sejatinya, membangun relasi adalah penting bagi siapa pun juga. Seorang filsuf Romawi pernah mengatakan, "Kita tidak dilahirkan untuk diri kita sendiri." Artinya kita hidup bukan bagi diri sendiri. Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan yang kita jalani. Karenanya marilah kita menjalin hubungan dengan motivasi yang murni terhadap siapa pun, bukan karena didasari niat dan modus yang jahat. Bilapun kita mendapatkan keuntungan dari sebuah relasi yang kita bangun, itu merupakan hasil dari pertemanan yang tulus dan bukan sebagai tujuan utama kita. Yesus sendiri selama hidup-Nya, kapan pun dan di mana pun selalu menjadikan relasi untuk tujuan yang baik. Ia membangun hubungan dengan siapa pun, dari kalangan mana pun dengan didasari motivasi yang benar, bahkan kepada orang-orang yang membenci-Nya, Ia tetap menciptakan hubungan yang baik. Sebagai sesama manusia, kita memiliki kebutuhan terhadap manusia lainnya. Manusia harus mengasihi sesamanya, dan juga berbelas kasihan. Sebagaimana Alkitab sendiri banyak memberi arahan untuk memperlihatkan kasih, kebaikan hati, kemurahan hati, dan sifat suka menolong kepada sesama. Karena kasih tidak melakukan apa yang jahat kepada sesamanya. Inilah yang menjadi dasar kita dalam membangun hubungan. [RS]