Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata, "Aku tidak ada waktu", "Ah, itu tidak mungkin", "Saya tidak ada uang", atau "Nanti kapan-kapan akan saya pelajari"? Kalimat-kalimat demikian memang tidak selalu berlatar belakang rasa malas, tapi salah satu indikasi kemalasan adalah banyaknya alasan. Sebagaimana definisi malas adalah kondisi ketika seseorang menghindari pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan dengan potensi dan energi yang dimiliki, orang malas akan selalu membuat alasan untuk tidak mengambil tindakan nyata dalam hidupnya. Mereka merasionalisasi segala macam alasan untuk mendapatkan penjelasan yang masuk akal untuk keputusannya, selalu ada alasan untuk sikap apatis dan kelambananya.
Hamba yang menerima satu talenta dan tidak mengembangkannya juga memberi pernyataan bahwa tuannya adalah manusia yang kejam, yang memetik buah di tempat ia tidak menanam dan memungut hasil di tempat ia tidak menabur benih. Perhatikan, hal ini ia ungkapkan setelah sang tuan pulang dan mengadakan perhitungan dengan mereka. Bukankah ini seperti sebuah alasan pembenaran? Tuhan sendiri mengatakan bahwa hamba itu malas. Firman Tuhan memperlihatkan bagaimana seorang pemalas mengeluarkan alasannya, "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan". Si pemalas merasionalkan alasan yang masuk akal untuk tinggal di rumah, di tempat yang aman. Mari lihat ke dalam diri kita masing-masing, pernahkah kita menggunakan alasan-alasan untuk tidak melakukan sesuatu? Kita bahkan merancang situasi krisis dan membahayakan yang menahan kita untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan. Pikirkan ini. Kemalasan nyatanya dapat terselubung dalam hal-hal yang tidak kita sadari. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengendalikan pikiran kita. Misalnya, saat Anda bangun pagi ketika alarm berbunyi, pikiran Anda mulai merasionalkan alasan-alasan yang memberi tahu Anda untuk tidur beberapa menit lagi. Di titik inilah Anda membutuhkan keputusan sadar untuk segera bangun. Anda perlu mendidik tubuh Anda dan menguasainya, jangan biarkan banyaknya alasan menguasai hidup Anda. Ingat, kita sepenuhnya bertanggung jawab untuk hal-hal yang harus dan dapat kita lakukan. Jika ada waktu untuk menonton film dan mengecek media sosial, maka tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab dan potensi kita. [LS]