Komunitas menurut KBBI berarti kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu. Komunitas kini seakan-akan menjadi sebuah entitas yang begitu bernilai. Jika beberapa dekade lalu dunia usaha memandang sebelah mata kekuatan dari komunitas, kini semua berlomba-lomba untuk membangun komunitas bagi brand mereka masing-masing. Bahkan, komunitas yang tidak terafiliasi dengan dunia bisnis atau politik pun kini kerap menjadi kebanggaan bagi mereka yang menjadi anggota dari komunitas tersebut. Mulai dari sekedar komunitas penggemar klub olahraga, komunitas hobi, komunitas pengemudi taksi/ojek online, dan lain sebagainya. Para anggota komunitas tersebut bisa datang dari berbagai macam latar belakang dan status sosial, namun mereka begitu kompak. Semangat persaudaraan di antara mereka begitu kuat. Nyaris tidak ada batasan-batasan status atau latar belakang di antara sesama anggotanya.
Sesungguhnya konsep komunitas yang demikian telah dijalani lebih dulu oleh jemaat mula-mula. Kisah Para Rasul 2:41-47 mencatat bagaimana jemaat mula-mula hidup dengan penuh kasih, sehingga mereka disukai semua orang. Sebagai orang percaya yang sudah memperoleh anugerah keselamatan di dalam Yesus, maka sesungguhnya kita semua adalah saudara seiman. Kehidupan berjemaat orang percaya memiliki ikatan persaudaraan yang jauh lebih erat ketimbang komunitas-komunitas yang ada di masyarakat kebanyakan. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus menegaskan bahwa kita bukan lagi orang asing atau pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah. Marilah kita hidupi kembali gaya hidup jemaat mula-mula di zaman yang modern ini. Gaya hidup yang diajarkan Tuhan Yesus melalui teladan kehidupan para rasul, sebuah prinsip kehidupan berjemaat yang tidak pernah lekang oleh waktu. Mari kita saling memperhatikan satu sama lain, saling menguatkan, saling mendoakan dan saling menopang satu sama lain dengan didasari oleh kasih Kristus. Ibarat sebatang kayu api yang menyala, bara apinya tidak akan dapat memberikan dampak yang besar dan tidak dapat bertahan jika dia tetap hanya sebatang kayu saja. Nyala kayu api itu akan menghangatkan lebih banyak orang, menerangi dengan lebih baik dan menyala dengan lebih lama bila bersatu menjadi api unggun. Mari saudara, sebagai murid-murid Tuhan Yesus, kita bersatu untuk hidup bersama-sama sebagai anggota-anggota keluarga Allah. [HS]