Suatu hari sepulang dari perburuannya, Esau yang begitu lelah mendapati Yakub sedang memasak dan meminta makanan itu. Menanggapi hal tersebut, Yakub meminta agar Esau menyerahkan hak kesulungannya. Hak kesulungan merupakan hak atau warisan yang diteruskan pada seseorang. Dengan menjual hak sulungnya, menunjukkan bagaimana Esau tidak menghargai perkara-perkara rohani, yang berisi janji berkat Tuhan pada Abraham dan keturunannya, termasuk berkat bagi semua orang percaya. Kenikmatan sesaat membuat Esau memandang ringan hak sulungnya. Tindakannya ini sekaligus menunjukkan bagaimana sebagai keturunan Abraham yang beriman, Esau sendiri tidak beriman. Alkitab mencatat Tuhan membenci sikap Esau (Maleakhi 1:2; Roma 9:13). Akibat tindakan Esau ini menjadi akar dendam yang membuahkan kejahatan, yang kelak menjadi permusuhan antara Israel dan Edom, yang adalah keturunan Esau (Bilangan 20:18-21; 1 Raja 11:14; Mazmur 137:7).
Esau yang memuaskan keinginan hati sesaat harus membayar harga yang begitu mahal sebagai konsekuensinya. Kita bisa diperhadapkan dengan keadaan yang sama. Ada kalanya godaan dosa begitu kuat. Godaan itu bisa berupa obat terlarang, free sex, perselingkuhan, korupsi, dan lain sebagainya. Namun saat keinginan begitu kuat, kita harus menang menghadapinya karena kematian Kristus telah menjadi kuasa bagi kita. "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh." (2 Petrus 1:3). Pengalaman Esau seharusnya cukup mengajar kita akan pentingnya mengutamakan perkara rohani dan betapa buruknya sikap menaruh perhatian sekecil apa pun terhadap keinginan duniawi. Paulus berkata, "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." Nasihat Paulus mengarahkan kita untuk mematikan segala sesuatu yang duniawi seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor, dan menggantinya dengan mengenakan manusia baru yang terus diperbaharui. Dengan memikirkan perkara-perkara rohani yang bersifat kekal seharusnya membuat kita lebih menghargai iman dan kesalehan hidup. [RS]