Emosi adalah luapan perasaan, juga merupakan gambaran dari keadaan jiwa seseorang, yang juga mendasari seseorang dalam bersikap. Emosi bisa menjadi api di balik kesuksesan atau malah di balik kejatuhan kita. Kekuatan emosi sangat luar biasa. Contohnya kekuatan cinta yang mendesak kita menyelamatkan anak ketika dalam kondisi bahaya, yang mengalahkan hasrat ingin menyelamatkan diri sendiri. Emosi sangat berguna karena memotivasi kita mengambil tindakan untuk bertahan hidup. Semua emosi diberikan kepada kita oleh Tuhan, yang juga memiliki emosi tersebut. Sebagaimana Alkitab mencatat Tuhan pernah merasa gembira, cinta, marah, sedih, cemburu, jijik, dan sebagainya. Kita juga diarahkan untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Kita tahu Yesus pernah marah, kecewa, pilu, menangis, bahagia, bernyanyi. Maka semua emosi pada dasarnya diperlukan dan bisa digunakan untuk kebaikan, jika keluar pada saat yang tepat sesuai kadarnya. Itu sebabnya tugas kita adalah mengelola emosi dengan baik, sebab emosi mempengaruhi aktivitas, hubungan dengan Tuhan dan orang lain, bahkan kemajuan hidup kita. Sebagaimana dikatakan penulis Daniel Goleman bahwa kecerdasan intelektual menyumbang 20% dari sukses hidup seseorang, sedangkan 80%-nya ditentukan oleh kecerdasan emosional.
Aristoteles, dalam The Nicomacean Ethies mengatakan, "Orang menjadi marah itu mudah, tetapi marah dengan orang yang tepat, waktu dan cara yang tepat, dan maksud yang jelas, itulah yang sangat sulit". Tetapi sebagai orang percaya kita harus mampu mengarahkan emosi dan energi kita dengan bijak. Sebab ayat hafalan kita berbunyi, "Tidak perlu memaksakan jalan hidup kita, mampu mengatur dan mengarahkan energi kita dengan bijaksana." Jadi, jika dalam hidup kita cenderung memiliki satu emosi, seperti misalnya lebih banyak marah dan hanya marah, maka tentulah kita tidak sehat secara emosi. Jadilah pribadi yang dewasa, dapat mengekspresikan setiap emosi dengan tepat. Jika memang perlu meluapkan emosi tertentu, keluarkanlah. Saat marah diperlukan, marahlah secukupnya. Jika bahagia, bahagialah sewajarnya, begitupun saat merasa sedih. [RS]