Membangun kehidupan yang dewasa dan berkarakter mulia adalah impian setiap orang percaya. Untuk mengalaminya tentu ada proses yang harus dijalani. Dalam perjalanan hidupnya, Yakub melalui jalan yang tidak mudah. Saat menjelang akhir hidupnya, Yakub jelas berkata bahwa tahun-tahun hidupnya itu sedikit saja dan buruk adanya (Kejadian 47:9). Sosok Yakub yang lekat dengan kisah penipuannya mengalami banyak sekali tragedi. Sejak muda ia menjadi pelarian dan terpisah dari keluarganya. Dua puluh tahun lamanya ia diperdaya oleh mertuanya. Rahel, istri yang ia kasihi meninggal di perjalanan. Ia juga sempat bergumul dengan Allah. Yusuf, anak kesayangannya dijual dan bertahun-tahun ia hidup oleh penipuan anak-anaknya. Pada akhirnya proses demi proses yang Tuhan izinkan telah membentuk Yakub menjadi pribadi yang hatinya bersih. Pengalaman turut mendewasakan hidupnya hingga Yakub telah benar-benar mengenal Tuhan. Kedagingannya telah digantikan dengan manusia batiniah yang diperbarui. Di masa tuanya, Yakub begitu berkarisma dan siap menghadapi kematiannya. Menjelang akhir hidupnya, ia sempat memohonkan berkat bagi Firaun serta memberkati anak-anak dan juga cucu-cucunya.
Dalam diri kita, ada sifat-sifat buruk yang perlu diubah hingga karakter kita kian serupa dengan Kristus. Apa yang Paulus katakan bahwa manusia batiniahnya dibaharui dari sehari ke sehari hendaknya juga benar-benar kita hidupi. Mungkin proses itu adalah kesulitan, penderitaan, atau luka-luka kehidupan yang begitu menyakitkan kita. Tetapi seperti firman-Nya berkata bahwa banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya (Daniel 12:10). Karenanya bertahanlah menghadapi proses yang sedang Tuhan kerjakan. Mari kita menjadi orang bijak yang memahami pembentukan Tuhan dalam memurnikan hidup kita. Bagaimanapun juga Tuhan menghajar kita untuk kebaikan, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. (Ibrani 12:10b). Hanya relakanlah hatimu. [RS]