Jika kita mengikuti perjalanan bangsa Israel, kita dapat melihat bagaimana Tuhan menyertai mereka untuk kembali ke tanah pusaka mereka, tanah yang diberikan Tuhan kepada Abaraham, dan mengambilnya sebagai milik mereka. Mereka meninggalkan perbudakan, melalui perjalanan yang panjang, mengalami berbagai mukjizat, sampai akhirnya mereka mencapai di tepi Tanah Perjanjian. Kemudian, Tuhan menyertai mereka mendapatkan kemenangan demi kemenangan untuk membersihkan musuh yang ada di Tanah Perjanjian tersebut. Tetapi setelah melalui proses yang panjang, beberapa suku tidak mengambil hak yang telah dijanjikan Tuhan kepada mereka. Mereka berada di dalam keadaan "hampir" mendapat bagian dari janji Tuhan, tetapi mereka tidak maju untuk mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik mereka, mereka tidak mengusahakan apa yang Tuhan telah janjikan kepada mereka dan Yosua pun bertanya kepada mereka, "Berapa lama lagi kamu bermalas-malasan, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu?" (Yosua 18:3). Ketika dikatakan bahwa mereka tidak menerima warisan mereka, sebenarnya ini berarti mereka telah gagal untuk mengusir musuh. Persyaratan untuk mendapatkan bagian dari Tanah Perjanjian adalah menyingkirkan musuh yang menduduki dan menguasai tanah bagian mereka. Tanah Perjanjian memang telah diberikan kepada mereka oleh Tuhan. Tetapi, mereka memiliki tanggung jawab untuk melakukan apa pun yang harus mereka lakukan untuk menguasainya.
Sama seperti suku-suku Israel tersebut, berapa banyak dari kita yang terjebak di dalam keadaan "hampir" mendapatkan janji Tuhan? Berapa banyak bahkan yang masih berputar-putar di padang gurun, atau berhenti di tepi tanah perjanjian? Penyebabnya mungkin karena kita tidak tahu apa yang seharusnya menjadi milik kita sebagai anak Tuhan atau mungkin kita memilih untuk hidup di tanah "hampir" karena kemalasan, kekhawatiran, atau ketakutan. Langkah pertama bagi kita adalah tahu apa yang seharusnya menjadi milik kita, tahu rencana Tuhan dalam kehidupan kita, tahu visi hidup kita di dalam Tuhan. Karena dengan mengetahui itu semua, kita tahu ke arah mana kita harus bergerak maju. Tantangan dan kesulitan pasti akan datang. Tetapi bacaan Alkitab kita hari ini akan meneguhkan langkah kita. Fokus lakukan apa yang Tuhan perintahkan. Membaca firman Tuhan dan hubungan yang erat dengan Tuhan melalui doa akan menolong kita, memeriksa apakah kita berjalan sesuai dengan tujuan Tuhan, menunjukkan kepada kita bagaimana melangkah maju, sehingga pada akhirnya mendapatkan apa yang Tuhan janjikan bagi kita. Firman Tuhan kepada kita tetap sama, "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepadamu" (Yosua 1:3). Mari kita bergerak maju, menyingkirkan musuh dan mendapatkan apa yang telah Tuhan janjikan kepada kita. Jangan terjebak di negeri "hampir", melainkan jalani hidup "sepenuhnya" di dalam Tuhan. [EH]