Sebuah pernyataan menggugah hati diungkapkan oleh Richard Wumbrand. Sebagai seorang yang dipenjara dan mengalami penganiayaan dalam memperjuangkan iman percayanya, ia berkata, "Karenanya, siksaan-siksaan yang berlangsung dalam penjara komunis tidak dapat membuatku membenci mereka. Mereka adalah ciptaan Tuhan; bagaimana aku dapat membenci mereka?"
Setiap kita mungkin pernah terjebak dalam perasaan benci. Mulai dari membenci orang yang berbuat jahat terhadap kita sampai membenci orang terdekat maupun keluarga sendiri. Adakalanya kita menghindar dari mereka, kita dengan sengaja membuat batasan. Namun ada saatnya pula kita secara terang-terangan menunjukkan kebencian tersebut. Ayat firman Tuhan hari ini secara khusus membahas perihal sikap membenci. Rasul Yohanes dalam suratnya itu menyatakan bahwa jika seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Faktanya, tak mungkin bagi kita membenci seseorang jika kita benar-benar mengasihi Tuhan. Allah adalah kasih, dan jika kita benar-benar hidup di dalam Dia, tentulah hati kita dipenuhi dengan kasih-Nya. Jadi, bagaimana mungkin kita masih memiliki kebencian? Firman Tuhan bahkan melarang kita untuk membenci sekalipun itu hanya di dalam hati. "Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia." (Imamat 19:17). Apakah saat ini Anda sedang membenci seseorang? Datang dan mintalah Roh Kudus untuk memulihkan hati kita. Berdoalah bagi orang yang kita benci dan mintalah agar kasih-Nya memenuhi hati kita, sebab tanpa kasih Kristus tentu kita tak mampu mengasihi. Sebagai anak-anak terang, sudah sewajarnya kasih kita terpancar kepada orang-orang di sekitar, memenangkan hati yang terpenjara oleh luka, melembutkan hati yang keras, sebab kita adalah anak-anak Allah. [RS]