Di tengah tuntutan zaman saat ini, tak sedikit orang sulit mengatur keuangannya. Tren gaya hidup berlebihan, gengsi, pengaruh dari pergaulan turut membentuk perilaku konsumtif setiap orang. Memang tidak ada yang salah selagi kita mampu. Namun, bila kita menghitung setiap biaya yang dikeluarkan untuk itu, alangkah bijaknya jika setiap uang kita dikelola untuk sesuatu yang lebih berguna. Seperti misalnya untuk memberi, menabung, dan berinvestasi. Karenanya, kita harus cakap dalam mengatur keuangan, karena seringkali masalah terbesar dalam hidup ini disebabkan oleh kacaunya pengelolaan keuangan.
Firman Tuhan berkata, "Orang bijaksana suka menyimpan untuk masa depan, tetapi orang bodoh menghabiskan semua yang diperolehnya." (Amsal 21:20 FAYH). Orang yang bijak adalah mereka yang mampu mengelola berkat Tuhan dengan baik. Untuk menjadi pengelola yang baik, maka kita harus mampu membuat rencana keuangan. Seberapa pun pendapatan kita saat ini, kelolalah dengan bijak. Tanpa adanya pengelolaan yang bijak, maka kita akan sulit untuk mengontrol, menetapkan arah keuangan, dan mencapai tujuan keuangan kita. Secara umum, ada tiga prinsip dalam mengelola keuangan, yaitu mengumpulkan, mengelola, dan menumbuhkan. Setiap kita harus mengumpulkan dan membuka pintu selebar-lebarnya untuk mendapatkan penghasilan. Dari pendapatan itu, kita perlu mengelola pemasukan dan pengeluaran kita dengan prinsip bahwa pengeluaran tidak boleh lebih besar dari pemasukan. Kita bisa mengelolanya dengan contoh berikut, tithing (persepuluhan) 10%, saving (tabungan) 10%, giving (memberi) 5%, dan 75%-nya kita alokasikan untuk spending (kebutuhan/keperluan), protecting (asuransi), investing (investasi). Anda bisa secara lebih lanjut mempelajari metode pengelolaan keuangan lainnya, selama itu tidak bertentangan dengan prinsip kekristenan. Intinya kita harus mengupayakan diri untuk menjadi pengelola yang baik dari uang yang Tuhan percayakan. [RS]