Seorang teolog pemenang hadiah Nobel, Desmond Tutu, menceritakan masa kecilnya. Dulu orang kulit hitam diperlakukan sebagai orang "kelas dua". Setiap kali ada orang kulit hitam dan kulit putih berpapasan, orang kulit hitam harus menyingkir dan memberi jalan pada orang kulit putih. Suatu hari ia berjalan bersama ibunya dan berpapasan dengan pria kulit putih. Pria tersebut membuka topinya, dan mengijinkan Desmond serta ibunya untuk lewat terlebih dahulu. Desmond kecil heran dan bertanya pada ibunya siapakah pria tersebut. Ibunya menjawab, "Ia adalah seorang pastor, orang yang cinta Tuhan". Sejak saat itu, Desmond berkeinginan mantap untuk menjadi seorang pastor dan ingin mengenal Tuhan lebih dalam lagi.
Dalam hidup kekristenan, kita semua ibarat "role model". Baik itu positif atau negatif, perilaku kita akan dilihat orang-orang sekitar. Terlebih lagi kita adalah orang percaya yang memiliki Yesus Kristus sebagai "role model", maka sudah menjadi kewajiban kita untuk memperhatikan tindak tanduk kita. Rasul Petrus mengingatkan bahwa kita ini adalah orang asing yang merantau di dunia ini. Ia meminta supaya kelakuan kita di antara orang yang tidak mengenal Tuhan haruslah sangat baik, sehingga apabila mereka memfitnah kita sebagai orang jahat, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatan kita yang baik dan pada akhirnya memuliakan Allah pada hari kedatangan Kristus. Ini saatnya untuk mengevaluasi perilaku kita, tata krama kita, hingga candaan kita sebagai instrumen yang menarik atau menjauhkan seseorang kepada Kristus. Jadi, jika kita makan atau jika kita minum, atau jika kita melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. [LS]