Tidak menjadi serupa dengan dunia adalah konsep Perjanjian Baru yang sering kita dengar. Yang mungkin jarang kita dengar adalah, bahwa Yesus memanggil kita untuk tidak menjadi serupa dengan orang-orang yang melakukan praktik agama di hadapan orang lain supaya dilihat. Seiring berjalannya waktu, praktik-praktik agama menjadi cerminan yang buruk oleh karena tujuan dan motivasi yang salah. Bagi kaum Farisi, apa yang benar dari sebuah perbuatan baik selalu mementingkan apa yang tampak dari luar saja. Mereka memberi sedekah dengan tujuan agar dilihat dan dipuji orang. Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk menjadi pribadi yang sungguh berbeda dari mereka. Artinya, kata dan perbuatan seorang murid Kristus haruslah selaras dengan kerinduan hati untuk menyenangkan Tuhan, bukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain.
Sebagai orang percaya, kita memang harus melakukan perbuatan baik. Memberi adalah salah satu perbuatan yang sangat baik, namun yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah mengapa dan untuk siapa kita melakukannya. Menjadi terang dunia bukanlah dilihat dari seberapa populer kita dan seberapa banyak pujian yang kita terima, bukan juga dilihat dari seberapa banyak likes atau followers di media sosial. Apa yang dilihat orang dari kita haruslah mencerminkan motivasi yang sebenarnya, yaitu untuk kemuliaan Tuhan (Matius 25:35-40). Ingat, kita hidup di hadapan satu Pribadi Ilahi. Matius 6:4b menuliskan, "maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." Jadi, jangan lagi menjadi orang kerdil dengan mencari pujian dan perhatian dari manusia. Jadilah besar dengan cara melakukan perbuatan baik tanpa harus diketahui orang lain. [IR]