Semua insan di dunia berlomba-lomba untuk mengejar kekayaan dan harta di bumi ini, termasuk kita. Semua daya juang kita kerahkan untuk mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Namun ketika memperolehnya, ternyata harta dapat lenyap dengan mudah. Tetapi Tuhan Yesus datang memberi satu prinsip berbeda dengan prinsip yang telah dihidupi orang dunia. Yesus tak ingin apa yang kita perbuat di bumi ini menjadi sia-sia dan tak berarti. Ia tak ingin kita bersusah payah di bumi ini hanya untuk mengejar hal yang tak kekal. Itulah sebabnya Ia meminta kita untuk mengumpulkan harta di Surga, karena harta di Surga tidak dapat lenyap. Sayangnya, orang percaya sekalipun masih terjebak dengan pola hidup yang salah dengan mengumpulkan harta di bumi ini sebagai prioritas di atas Tuhan, menghalalkan berbagai cara untuk memperolehnya, dan menikmati hasilnya untuk pemuasan hawa nafsu.
Penulis Lukas menyatakan, "Buatlah untuk dirimu dompet yang tidak dapat usang." Setiap kita harus membuat dompet yang tak dapat usang dengan mulai melakukan hal-hal yang bersifat kekal sebagai harta kita di Surga kelak. "Juallah milikmu dan berikanlah uangnya kepada orang miskin," kata Lukas. Mengumpulkan harta di Surga dapat dimulai dengan melatih diri secara disiplin untuk memberi bagi Tuhan dan sesama, memberi bakat bagi pekerjaan Tuhan dan untuk hal-hal lain yang membangun orang lain, melalui tindakan kasih, dan segala perbuatan yang menyenangkan Tuhan dan sesama. Tindakan demikian akan melatih hati kita agar tak terikat pada dunia ini, dan fokus kepada Tuhan. Jika kita hampir tak pernah memberi bagi pekerjaan Tuhan, sulit memberi dan menolong sesama, itu menjadi indikasi bahwa hati kita terikat dengan harta dunia ini. Padahal dengan memiliki gaya hidup yang suka memberi, Tuhan berjanji akan memelihara hidup kita. Maka sekaranglah saatnya bagi kita untuk melatih kepercayaan bahwa Tuhan adalah segalanya di dalam hidup kita, bahwa Ia adalah sumber di dalam hidup kita. [RS]