Time is money adalah kalimat yang sangat familiar bagi kita. Banyak orang memberlakukan waktu dengan sangat detil dan memperhitungkan untung rugi dari waktu yang digunakan. Lalu lintas menjadi gambaran tepat betapa semua orang selalu merasa terburu-buru tanpa menghormati pengguna jalan lain asalkan cepat sampai di tujuan. Kita terus berkejar-kejaran dengan waktu hingga melupakan hal-hal lainnya yang seharusnya tidak terabaikan yaitu keluarga, teman-teman, kegiatan rohani dan sosial, terutama waktu intim bersama Tuhan. Pada zaman Hagai, kejadian serupa pernah terjadi. Pada masa itu dikatakan bahwa bangsa Israel terlalu sibuk mengurusi urusannya masing-masing hingga rumah Tuhan terbengkalai dan tidak terurus. Mereka terlalu sibuk mempercantik rumah sendiri sehingga tidak memperdulikan kondisi rumah Tuhan yang saat itu adalah reruntuhan. Tuhan menegur bangsa Israel lewat Hagai, dan Hagai 1:6 menuliskan bahwa apa yang kita peroleh akan menjadi tidak maksimal.
Tentu tidak ada yang salah dengan bekerja dan melayani, namun perlu diingat selain sibuk dan bertanggungjawab terhadap hidup yang Tuhan berikan, kita juga harus memilih bagian yang terbaik yaitu duduk diam di kaki Tuhan, merasakan hadirat-Nya dan mendengar suara-Nya. Ketika kita meninggalkan waktu intim kita bersama Tuhan dan waktu berdoa, hal itu akan merebut dan mempengaruhi kualitas hubungan kita dengan Tuhan. Ingatlah bahwa salah satu musuh terbesar spiritualitas kita adalah kesibukan. Terlalu sibuk memicu tekanan dan kegelisahan yang dapat berujung pada tekanan emosional. Saat ini, mari menelaah kembali sejauh mana kesibukan kita dan coba kendalikan kesibukan tersebut tanpa harus mengorbankan waktu kita bersama Tuhan. Coba terapkan 4S berikut ini dalam mengendalikan kesibukan Anda: Slowing Down (atur kembali kecepatan Anda), Silence (luangkan waktu untuk diam dan menikmati hadirat Tuhan), Solitude (sisihkan waktu pribadi untuk diri Anda secara teratur), dan Sabbath (pergunakan hari istirahat sebagaimana mestinya). [CK]