Di dalam teori hukum, dikenal istilah double jeopardy, yaitu pembelaan hukum yang mencegah seorang terdakwa diadili lagi atas tuduhan yang sama/serupa berdasarkan suatu putusan yang telah dijatuhkan oleh hakim. Tuhan kita Sang Hakim Agung telah memutuskan untuk menyelamatkan dan membebaskan kita, dan melalui gambaran prinsip double jeopardy, kita seharusnya mantap menjalani kehidupan ini sebagai orang yang telah dibebaskan dari belenggu dosa. Sebab siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Sayangnya, pola pikir lama seringkali muncul kembali. Meskipun kita telah dinyatakan bebas di dalam Kristus, beberapa orang masih berjuang dengan rasa bersalah dan penghukuman diri sendiri. Kitalah orang yang justru menjadi pihak yang paling sering menawan diri di "ruang sidang" dan menuntut kembali diri sendiri.
Pada dasarnya, setiap orang pasti pernah merenungkan hidupnya dari lensa penyesalan, kekecewaan, dan rasa bersalah. Tapi beberapa orang tidak mampu mengelola rasa bersalahnya. Terkadang mereka melarikan diri ke tempat-tempat yang tidak tepat untuk membuat diri merasa lebih baik. Ketahuilah, jika Anda adalah salah satu orang yang terus menerus merasa bersalah atas dosa yang telah Tuhan ampuni, Anda sedang membiarkan pekerjaan Iblis berlangsung dalam hidup Anda. Sebab ketika kita terus menerus merasa bersalah, kita cenderung akan meragukan iman kita di dalam Kristus. Karena itu, lihatlah betapa kuatnya perkataan rasul Paulus dalam bacaan Alkitab hari ini dengan menggunakan objek "orang-orang pilihan Allah". Ini menjelaskan kepada kita bahwa akar dari keselamatan kita adalah karena Tuhan memilih kita. Betul kita telah memilih untuk percaya kepada Kristus, tapi kita melakukannya karena Ia lebih dulu memilih kita. Ini adalah dasar pemahaman yang penting untuk memerangi rasa bersalah, sekaligus menjadi dorongan bagi kita untuk tidak lagi menjadi hamba dosa dan menggunakan kebebasan kita untuk menyenangkan Tuhan. [LS]