Dalam hidup ini, akan ada saat di iman kita diuji. Tujuan Tuhan adalah untuk memurnikan kita, agar kita sebagai anak-anak-Nya didapati kuat dan utuh. Sebagaimana telah disampaikan oleh penulis Yakobus bahwa ujian terhadap iman kita akan menghasilkan ketekunan, dan bila ketekunan itu telah memperoleh buah yang matang, kita menjadi sempurna, utuh, dan tak kekurangan suatu apa pun (Yakobus 1:2-4).
Sesaat sebelum Yesus membuat mujizat untuk memberi makan lima ribu, Ia bertanya kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Tujuan Yesus menanyakan hal ini untuk menguji Filipus bagaimana kepercayaannya terhadap Yesus menghadapi permasalahan yang mustahil itu. Filipus pun menanggapi demikian, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Ironis, karena Filipus gagal memaknai kehadiran dan kemahakuasaan Yesus, padahal sebelumnya Yesus telah melakukan banyak mujizat yang disaksikan oleh Filipus, sebagai murid yang selalu bersama-sama dengan Yesus. Tetapi dalam peristiwa kali ini Filipus lupa bahwa Tuhan Yesus yang ada bersama-sama dengannya sanggup melakukan hal-hal ajaib. Dalam perjalanan iman kita, iman kita bisa diuji melalui berbagai hal, salah satunya melalui peristiwa sulit. Satu hal yang pasti, bahwa kehadiran Tuhan adalah pasti, sebab Ia Imanuel, "Tuhan yang beserta dengan kita". Ia juga Tuhan yang berkuasa, yang sanggup menolong kita dengan cara-Nya yang ajaib, yang sanggup melakukan perkara mustahil asal kita percaya sepenuhnya akan Dia. Yang perlu kita pelihara adalah bertekun di dalam iman. Melampaui masalah demi masalah dengan mata iman yang tetap tertuju kepada Pribadi Tuhan. Apa pun masalahnya, jangan fokus kepada masalah yang besar tetapi fokuslah kepada Tuhan yang besar. Jangan ragukan Tuhan dan jangan kecewa. Lakukanlah bagian kita sebagai anak-anak-Nya dengan berpegang teguh pada kebenaran firman-Nya maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya. [RS]