Natal pertama terjadi di Betlehem. Mikha 5:2 menggambarkan Betlehem sebagai yang terkecil. Hanya ada ratusan penduduk yang tinggal di sana pada saat kelahiran Yesus. Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai "kecil" dalam nubuatan nabi Mikha, tidak hanya berarti kecil secara ukuran, tetapi juga "tidak berarti". Betlehem adalah sebuah desa kecil yang tidak penting, sekitar delapan kilometer di selatan Yerusalem.
Nubuatan para nabi tentang kehebatan Mesias yang akan datang kontras dengan ketidakberartian Betlehem. Tetapi Tuhan melihat Betlehem sebagai tempat yang sempurna bagi-Nya untuk menentang status quo dan membawa sesuatu yang luar biasa dari ketiadaan.
Kemuliaan Tuhan memasuki kehidupan manusia, bukan di istana tetapi di kandang; bukan dalam keamanan, tetapi dalam kerentanan; bukan di Yerusalem yang perkasa, tetapi di Betlehem yang tidak penting; bukan sebagai manusia super yang kuat, tetapi sebagai bayi yang tak berdaya. Tuhan memilih apa yang tampaknya kecil bagi dunia untuk tujuan-Nya. Kesederhanaan Betlehem mengingatkan kita yang menganggap diri kita tidak cukup kuat, tidak cukup penting, tidak cukup berprestasi, tidak cukup kaya, atau tidak cukup pandai berbicara untuk membuat perbedaan. Kita tidak harus menjadi "seseorang" di mata dunia untuk berkontribusi pada keselamatan dan transformasi dunia. Ketika Ia berjanji untuk melakukan sesuatu, Ia akan melakukannya, terlepas dari kondisi kita. Tuhan yang mengatur langkah kita. Paulus menulis dalam 1 Korintus 1:28, "dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti." Kesederhanaan dari kelahiran Kristus merupakan contoh bagaimana Tuhan bekerja melalui yang sederhana, biasa dan normal. Yang membuat hal-hal itu luar biasa adalah kehadiran Tuhan bersama kita. Saat Tuhan bersama kita, segala sesuatu menjadi penting dan membawa berkat. Apakah Anda tersedia untuk dipakai bagi kemuliaan Tuhan? [EH]