Pendiri sekaligus direktur Grace Based Families, Tim Kimmel, menuliskan bahwa satu dari empat ciri rumah yang damai adalah seluruh anggota keluarga mendisiplinkan harapan mereka. Bobb Biehl, penulis dan mentor eksekutif yang membantu banyak pemimpin menulis bahwa semua miskomunikasi adalah hasil dari asumsi yang berbeda. Bahkan fungsi dari kelas-kelas pranikah di gereja adalah untuk mengungkap ekspektasi yang tidak realistis, menyesuaikan ekspektasi yang diharapkan masing-masing pasangan dan berkomitmen terhadap ekspektasi yang telah disepakati. Pengelolaan ekspektasi sangat penting, sebab jika tidak, akan ada emosi-emosi negatif yang muncul seperti kecemasan, kemarahan, kesedihan, dan rasa malu. Ini juga yang menjadi sebab kesalahpahaman dalam hubungan orang tua-anak, suami-istri, gereja-jemaat, pimpinan-staff. Karena itu semua orang harus bisa mengelola ekspektasinya.
Salah satu contoh pengelolaan ekspektasi yang baik terjadi dalam kisah Abraham dengan Eliezer. Abraham mengutus hamba tertuanya tersebut untuk mencarikan istri bagi putranya, Ishak. Beberapa ekspektasi diungkapkan dan dijelaskan oleh Abraham secara rinci, mengenai negeri asalnya, termasuk dari kaum kerabatnya, penawaran anting-anting emas 5.7 gram, dan sepasang gelang tangan 114 gram, mau meninggalkan kediamannya dan melakukan perjalanan ke tempat tinggal Ishak (ayat 4, 22). Kemudian Eliezer yang secara posisi adalah hamba bernegosiasi tentang ekspektasinya jika perempuan itu tidak mau meninggalkan kediamannya dan menawarkan alternatif untuk membawa Ishak ke negeri asalnya. Memang Abraham menolak alternatif itu, tapi ia juga menjelaskan dasar yang kuat dari ekspektasinya, serta menjanjikan solusi jika ekspektasinya meleset (ayat 7, 8). Eliezer melangkah dengan mantap dan percaya diri karena sadar betul akan ekspektasi tuannya, menyesuaikan ekspektasi yang diharapkan masing-masing pihak dan berkomitmen terhadap ekspektasi yang telah disepakati. Ini menunjukkan pada kita bahwa pengelolaan ekspektasi dapat menjaga stabilitas hubungan. Pengelolaan ekspektasi secara sederhana dapat dilakukan dengan tidak mengasumsikan dan menyimpan ekspektasi, melainkan mengungkapkan, menegosisasikan, dan menyepakatinya. [LS]