Dalam hukum kehidupan manapun, Anda dipercaya bukan karena kata-kata Anda, melainkan karena tindakan Anda yang sesuai dengan kata-kata Anda. Kita dapat mempercayai Kristus, karena tindakan-Nya berbicara dengan sangat keras. Di dalam kehidupan keluarga, kita juga harus selalu sadar bahwa anak-anak adalah peniru ulung. Setiap saat mereka mengamati, mendengar, menyimak, mencerna, dan baik secara sadar atau tidak, mereka meniru apa yang Anda lakukan. Jadi, ketidakselarasan antara perkataan dan tindakan Anda akan menjadi kebingungan dan tanda tanya bagi mereka. Alhasil, sangat mungkin terjadi trust issue di dalam keluarga, dan kita harus siap dengan konsekuensi perlawanan.
Kita semua pasti ingin sekali menjadi orang tua yang patut diteladani, meskipun kita sadar ada banyak hal dalam diri kita yang tidak patut ditiru. Karena itu, untuk dapat menjadi teladan, kita harus terlebih dahulu menjadi orang tua yang dapat dipercaya. Mustahil menjadi teladan jika antara perkataan dan tindakan kita tidak dapat dipercaya. Sebelum kita mendoakan agar anak-anak kita bersikap saleh, kita perlu berdoa agar kesalehan terlebih dahulu ada dalam diri kita supaya kita dapat menjadi teladan bagi mereka. Setiap orang tua perlu menjadi pengetahuan yang hidup bagi anak. Seperti bunyi 1 Timotius 4:12 versi the Message, "Teach believers with your life". Jika kita ingin anak kita menjadi orang yang sabar, berusahalah menjadi orang tua yang sabar. Jika kita ingin anak kita menjadi orang yang rendah hati, jadilah orang tua yang tidak sombong. Kita juga perlu menjadi orang tua yang terbuka atas kelemahan dan kelebihan kita. Jadilah orang tua yang berbagi hidup dengan anak-anak kita, artinya meskipun mereka mungkin melihat kelemahan kita, tapi pergumulan bahkan kegagalan yang kita lewati kemungkin besar akan menjadi pelajaran yang paling mengena bagi mereka. Sebab anak-anak kita juga tidak sempurna, dan mereka memerlukan orang tuanya sendiri sebagai contoh nyata bagaimana orang percaya mengejar kesalehan, menyesali dosa, dan tidak berkubang dalam dosa maupun kegagalan. Jadi mari kita sebagai orang tua terlebih dahulu menghidupi hal-hal yang kita ingin anak-anak kita teladani dari kita. Mari jadi orang tua teladan dengan cara menjadi orang yang dapat dipercaya dalam perkataan kita, dalam tingkah laku kita, dalam kasih, kesetiaan, dan kesucian kita. [LS]