Di dalam rumah tangga yang sehat, salah satu cara terbaik untuk mengasihi anak-anak adalah dengan mengasihi pasangan kita. Bayangkan, bagaimana teladan kasih kita kepada pasangan kita di mata dan telinga anak-anak kita. Firman Tuhan mengatakan bahwa pernikahan Kristen adalah ungkapan relasi antara Kristus dengan jemaat (Efesus 5:23). Dengan demikian, pernikahan kita adalah sarana utama bagi anak-anak untuk belajar tentang kasih Kristus yang penuh dengan pengorbanan.
Praktik ini begitu penting dalam proses pemuridan keluarga. Sebab kita tidak hanya sedang berusaha membentuk anak-anak yang saleh, tapi kita juga sedang mendewasakan orang-orang yang takut akan Tuhan. Anak-anak kita kemungkinan besar akan menjadi suami dan ayah, atau istri dan ibu. Mereka akan belajar dari pengalaman mereka bersama kedua orang tuanya. Persoalannya, kita sebagai orang tua lebih sering memberikan pengalaman yang tidak baik bagi anak-anak. Saat ini lebih banyak pasangan yang membuat anak-anaknya menjadi lebih penting dari pernikahannya. Mereka membuat hidup menjadi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan anak, sementara suami dan istri sudah tak lagi memikirkan kebutuhan satu sama lain. Kita tidak boleh mengabaikan pernikahan kita atas nama mengasihi anak-anak, ini adalah cara yang salah. Ketika ini yang terjadi, anak akan melihat inkonsistensi dalam perbuatan Anda, dan sebenarnya Anda sedang merugikan semua orang di dalam rumah tangga. Karena itu biarlah kasih kepada pasangan menjadi kasih antar manusia yang utama di dalam rumah tangga. Tunjukkanlah kasih Allah yang tidak bersyarat dengan berusaha mengasihi suami atau istri kita dengan kasih yang tidak didasarkan pada situasi dan kondisi. Biarkan anak melihat bagaimana Anda berkorban bagi satu sama lain, beribadah bersama, berkencan, memberi kejutan, dan saling mengampuni. Ini adalah bagian penting dari bagaimana anak-anak dapat mengetahui betapa Kristus mengasihi mereka, dan meneladani kasih kedua orang tuanya. [LS]