Bono menarik napas panjang, lalu kembali memandangi laptopnya. Ia baru saja selesai mengikuti sekolah secara virtual. Bu Ribka, wali kelasnya tadi memutar video bakti sosial yang mereka lakukan tahun lalu ke tempat anak-anak jalanan di daerah Krawang. Mereka membagi-bagikan makanan dan juga mainan bekas milik mereka. "Kenapa kamu, Bono? Kok kamu sedih?" Lalu Bono mengambil laptopnya dan menunjukan foto-foto bakti sosial tahun lalu. "Ini ma, tahun lalu kita bisa beraktifitas dengan bebas. Kita bisa membantu banyak orang yang kesusahan dengan memberikan barang yang kita punya. Tapi sekarang.. Sulit dilakukan ya, karena pandemic ini jadi kita selalu dianjurkan di rumah saja," jelas Bono panjang lebar. Mama tersenyum, "Bono membantu sesama, tidak hanya dapat kita lakukan dengan bakti sosial kok. Mungkin saat ini kalau mau bagi-bagi barang seperti tahun lalu sulit ya. Tapi kamu tetap bisa kok membantu orang lain yang kesusahan." Bono terkejut, "Eh? Gimana, ma caranya?" "Ya, membantu orang lain tetap bisa kita lakukan. Misalnya, dengan menelepon teman yang sedang bersedih. Kita bisa mendengarkan cerita mereka dan menghibur mereka. Atau bisa juga kalau ada teman yang tidak bisa matematika, kamu bantu mereka melalui telepon atau video call," jelas mama. "Jadi membantu sesama tidak selalu memberikan barang, tapi bisa juga dengan memberikan waktu dan tenaga kita untuk mereka." Bono langsung tersenyum ceria, "Wah.. Selama ini aku gak kepikiran ya! Oke ma! Habis ini aku mau telepon Deni deh. Tadi dia cerita, dia gak bisa kerjakan PR Matematika buat besok! Aku mau bantu Deni ma!" [RK]