Mission Trip merupakan salah satu kegiatan penunjang PMNA, untuk mengajak para sahabat misi, jemaat dan gereja-gereja Tuhan di kota untuk melihat secara langsung pelayanan yang ada di daerah. Melalui kegiatan ini kita memperoleh pengalaman secara langsung melayani masyarakat di Pedesaan.

Mission Trip PMNA tahun 2019 sudah diadakan di:
• Wonosobo Jateng 27 Feb - 2 Maret 2019
• Suku Kenyah Kalimantan Timur (22-25 Juli 2019)
• Suku Akit Kepri (23-26 Oktober 2019)
• Pesaren, Bangka (12-14 Desember 2019).

MISSION TRIP TAHUN 2018


1. Trip Expedition Suku Anak Dalam (SAD) Sarolangun - Jambi
Mission Trip Expedition ini diadakan di Dsn Kutur dan Dusun Sungai Paku, Sarolangun diadakan pada tanggal 7-10 Maret 2018, diikuti oleh 22 peserta dari Jakarta. Acara Mission Trip meliputi Kebaktian Kebangunan Rohani dewasa dan juga KKR anak. Acara selama 3 hari dihadiri oleh ±800 jiwa. Bakti Sosial bagi masyarakat pedesaan meliputi Pengobatan Gratis 320 pasien, Pembagian Kaca Mata baca 350 Pcs, Potong Rambut Gratis 189 orang dan Bazaar Murah 630 paket.

Semua masyarakat Suku Anak Dalam menyambut tim PMNA dengan sukacita.

2. Mission Trip Flores Labuhan Bajo NTT

Trip ini diadakan di bulan Juli 2018.
Sejarah dan Legenda Pulau Komodo Flores

Pulau komodo ini terletak di bagian timur Indonesia, Jadi kamu harus bangga sebagai warga negara Indonesia mempunyai Pulau Komodo. Tak hanya itu saja kamu juga harus senang dan lebih berbangga karena pulau komodo masuk dalam 7 keajaiban alam dunia.

Tak sampai disitu saja, Pulau Komodo juga menjadi habitat bagi hewan purba langka yang masih hidup sampai saat ini, yaitu Komodo.

Sejarah Pulau Komodo

Komodo yang dikenal dengan nama ilmiah Varanus komodoensis adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Oleh penduduk setempat, komodo kerap disebut Ora.

Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil.

Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.

Komodo ditemukan pada 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang.

Habitat komodo di alam bebas telah menyusut dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional didirikan untuk melindungi mereka.

Sebenarnya daya tarik Taman Nasional Komodo tidak semata-mata oleh kehadiran Komodo belaka. Seperti yang saya kutip dari situs resmi Kementerian Kehutanan yang mengelola situs Taman Nasional Komodo ini, panorama savana dan pemandangan bawah laut merupakan daya tarik pendukung yang potensial. Wisata bahari misalnya, memancing, snorkeling, diving, kano, bersampan.

Sedangkan di daratan, potensi wisata alam yang bisa dilakukan adalah pengamatan satwa, hiking, dan camping. Mengunjungi Taman Nasional Komodo dan menikmati pemandangan alam yang sangat menawan merupakan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Keberadaan Komodo di Pulau komodo ditemukan sekitar tahun 1911 oleh seorang belanda. Saat itu dia tidak sengaja melakukan perburuan di Pulau ini, lalu bertemu dengan komodo dan kemudian mendokumentasikan dalam bentuk foto.

Hasil foto tersebut di publikasikan di museum zoologi Bogor, dan pada tahun 1912 dokumentasi itu dipublikasikan secara luas hingga ke luar negeri. Tak lama berita tentang keberadaan biawak raksasa ini tersebar ke suluruh penjuru dunia.

Dari situ banyak ilmuan dari seluruh penjuru dunia datang untuk melakukan penelitian ilmiah, berikut ini rekam jejak yang kami kutip dari Loh Liang (Taman Nasional Komodo) tentang eksistensi komodo di pulau ini.

1911 Penemuan Komodo oleh J.K.H Van Steyn

1912 Pemberian nama ilmiah Varanus Komodoensis oleh P.A. Owens

1912 SK. Sultan Bima tentang perlindungan Komodo

1926 SK. Pemda Manggarai perlindungan Komodo

1930 SK. Residen Flores perlindungan Komodo

1931 Komodo Tercantum dalam daftar satwa yang mutlak dilindungi dalam UU Perlindungan binatang liar

1938 Pembentukan Suaka Marga Satwa P. Rinca dan P.Padar

1965 Pembentukan Suaka Marga Satwa Pulau Komodo

1980 Pembentukan Taman Nasional Komodo

1991 Penunjukan sebagai Warisan alam dunia oleh UNESCO

1992 Komodo sebagai satwa nasional kepres No.4 Tahun 1992

2013 Taman Nasional Komodo menjadi salah satu dari 7 keajaiban alam dunia

Tak hanya sejarah ilmiah saja yang tercatat di Loh Liang, anda juga perlu mengetahui cerita rakyat atau legenda tentang keberadaan komodo di pulau tersebut. Kisah ini bahkan anda bisa baca saat mengunjungi Loh Liang, ada sebuah banner yang menceritakan tentang asal muasal komodo.

3. Mission Trip Lombok NTB (1-4 Oktober 2018)

4. Mission Trip/Natal Bersama di Pulau Bangka (4-6 Desember 2018)


Mari bergabung menjadi Tim Mission Trip PMNA

PELAYANAN MISI NAFIRI ALLAH

Soho Capital 21st Floor
Jl. LetJend S. Parman kav.28
Kawasan Podomoro City
Jakarta Barat - 11470
Telp: +622129181312
Fax: +622129181310

0813-8451-8090
0812-1014-5004

Email: pmna@ndcministry.org

©2017 NDC Ministry. All Rights Reserved.
Powered by GerejaSoft.com