Sejak zaman Adam dan Hawa, dosa telah membuat hubungan manusia dengan Allah menjadi rusak. Komunikasi dengan Allah pun terhenti karena dosa. Namun kita bersyukur bahwa Yesus telah membuat akses langsung kepada Bapa menjadi terbuka karena pengorbanan-Nya. Tetapi, kita perlu ingat, ketika kita kembali lagi hidup di dalam dosa, itu sama dengan kita merusak hubungan dengan Bapa.
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa dosa dan kejahatan kitalah yang menjadi pemisah antara kita dengan Bapa, "Karena kejahatanmulah maka Ia tidak mendengarkan waktu kamu berdoa kepada-Nya. Dosa-dosamulah yang memisahkan kamu dari Allah. Kamu bersalah karena berbuat dosa dan berbuat curang, karena melakukan tindak kekerasan dan membunuh" (Yesaya 59:2-3 BIS). Kita bisa melihat contoh bangsa Israel yang merupakan umat pilihan Allah. Mereka hidup dalam dosa, dan itu membuat keterpisahan baik secara emosional maupun spiritual dengan Tuhan. Doa mereka tidak dijawab oleh Allah karena kelaliman mereka. Kita perlu tahu bahwa pendengaran Tuhan tidak kurang tajam untuk mendengar doa-doa kita, hanya apabila kita mau mengakui dosa-dosa kita di dalam doa dan kembali kepada jalan-Nya. Ketika dosa kita diampuni, maka hubungan itu akan pulih kembali. Kita dapat dengan luwes kembali berdialog dengan Allah lewat doa-doa kita. Iman kita bangkit. Sekalipun mungkin doa kita belum dijawab, kita tetap berbesar hati. Karena kita tahu bahwa Tuhan mendengar, dan Ia tahu bagaimana menjawab doa kita dengan cara dan waktu-Nya yang terbaik. Sehingga, kita tidak lagi merasa bahwa Allah tidak mempedulikan seruan kita. Melainkan, segala yang terbaik dipersiapkan oleh-Nya bagi kita. Mari kita bereskan dosa-dosa dan kejahatan yang selama ini menghambat hubungan kita dengan Allah. Dengan begitu hubungan yang baik dengan Bapa akan terjalin dalam hidup ini. [KH]