Pernahkah Anda berpikir mengapa ada orang-orang yang mau meluangkan waktu dan tenaga secara signifikan untuk membaca serta mempelajari Alkitab? Mengapa beberapa orang mau secara disiplin bangun pagi-pagi sekali dan berdoa kepada Tuhan? Mengapa ada orang yang begitu sabar, murah hati, lemah lembut, dan rela mengalah bahkan berkorban demi orang lain? Sebenarnya apa yang memotivasi mereka hidup sebegitu salehnya? Jawaban cepat kita mungkin karena memang sudah seharusnya begitu, atau itu memang hal yang benar untuk dilakukan. Petrus pernah menanyakan hal serupa dan Yesus tidak terganggu dengan pertanyaannya (Matius 19:27-29). Kita perlu realistis terhadap pentingnya motivasi, terlebih lagi manfaat kekal yang memotivasi kita dalam menanggung kesulitan apapun yang kita hadapi saat ini, dan Alkitab secara terperinci memberitahu kita manfaat dari hidup yang saleh.
Tuhan telah menyediakan segala sesuatu yang berguna bagi kita untuk hidup yang saleh melalui pengenalan akan Kristus dan janji-janji-Nya yang berharga (2 Petrus 1:2-4). Ia menunjukkan tanggung jawab kita untuk bertekun dalam kesalehan (2 Petrus 1:5-7). Kemudian Ia memberitahu manfaatnya. Pertama, kita akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan kita akan Yesus Kristus. Ini adalah modal yang membawa kita pada hidup kekal (Yohanes 17:3). Kedua, bertekun dalam kesalehan akan semakin meneguhkan jaminan keselamatan, sebagaimana bunyi firman Tuhan, "berusahalah lebih keras supaya panggilan Allah dan pilihan-Nya atas dirimu itu menjadi semakin teguh." (2 Petrus 1:10a BIS). Ketiga, bertekun dalam kesalehan juga menghasilkan ketekunan iman sebagaimana yang Petrus katakan, "Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung." (2 Petrus 1:10b). Dalam The New American Commentary milik Profesor Thomas Schreiner, yang dimaksud Petrus adalah kita tidak akan berpaling dari Allah dan murtad dari-Nya. Keempat, bertekun dalam kesalehan akan menghasilkan berkat-berkat kekal, sebab kepada kita akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan (2 Petrus 1:11). Ini bukan artinya kita selamat karena kesalehan, tapi keselamatan yang telah kita terima sejatinya selalu menghasilkan hidup yang saleh. Justru kita perlu memeriksa diri jika ternyata tidak ada kesalehan dalam diri kita, seperti yang Petrus nyatakan di ayat 9, "ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan." Jadi, cara yang Tuhan gunakan untuk membantu kita mempertahankan iman dan berbuah adalah dengan memotivasi kita untuk bertekun dalam kesalehan yang memberi manfaat kekal. Jadi, jangan sia-siakan hidup. Mari bertekun dalam kesalehan, sebab itu berguna dalam segala hal dan mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. [LS]