Satu hal yang tak dapat kita abaikan ketika hendak melakukan pemuridan keluarga adalah memperhatikan momen-momen yang terjadi di sekeliling kita. Dalam proses pemuridan yang Yesus lakukan, Ia selalu menangkap dan memanfaatkan momen-momen yang ada. Ia selalu berhasil menunjukkan sisi teologis dari situasi yang Ia dan murid-murid-Nya alami langsung. Di dalam kitab Lukas misalnya. Momen seorang janda miskin yang memberikan segala kepunyaannya ke dalam kotak persembahan, Yesus gunakan untuk mengajarkan murid-murid tentang ekonomi kerajaan Surga (Lukas 21:1-4). Murid-murid dibuat paham bahwa yang menyenangkan hati Tuhan bukanlah jumlahnya, melainkan sikap hati yang sepenuhnya dan rela berkorban. Yesus juga menggunakan momen ketika seorang pemimpin kaya raya yang merasa sedih untuk menjual hartanya demi beroleh harta di Surga untuk mengajar murid-murid-Nya tentang cara-cara Allah dalam mengatasi berbagai penghalang iman kita, termasuk kekayaan dan keamanan duniawi (Lukas 18:18-27). Yesus adalah pengajar yang ulung karena Ia peka terhadap momen dan dapat mengembangkannya untuk mengajar kebenaran.
Kita pun sebagai orang tua dapat menangkap dan memanfaatkan momen dengan memperhatikan dua komponen penting melalui momen yang terjadi, yaitu sifat Allah dan karakter ilahi. Untuk mengajarkan sifat Allah berarti melalui suatu momen yang terjadi, kita memperkenalkan siapa Allah, apa saja yang telah dilakukan-Nya, apa yang sedang Ia lakukan, dan bagaimana karakter-Nya. Misalnya, ketika anak menghadapi kegagalan, ini dapat menjadi momen bagi kita untuk mengajarkan kedaulatan Tuhan, Ia bekerja untuk kebaikan kita, Ia bijaksana, Ia tahu yang terbaik. Ketika anak sulit berdoa, kita bisa katakan bahwa Tuhan selalu rindu berinteraksi dengan anak-anak-Nya. Atau ketika ia merasa bersalah atas kesalahannya, kita bisa ajarkan bahwa Tuhan telah mengampuni dosanya, Tuhan telah mati baginya. Selain itu, momen-momen di dalam keluarga juga menjadi kesempatan terbaik untuk mengajar karakter ilahi. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan memberi semangat dan memuji ketika anak menunjukkan buah-buah roh, dan menegur ketika anak melakukan tindakan yang menyimpang dari jalan Tuhan. Orang tua Kristen harus peka, setiap momen adalah kesempatan untuk mengajar. Pelajaran-pelajaran yang terkandung dalam setiap momen keluarga mungkin terasa sederhana namun signifikan dalam kepemimpinan rohani setiap orang tua. [LS]
Bagaimana selama ini interaksi yang terjadi di dalam keluarga atas momen-momen yang terjadi? Apakah Anda adalah orang yang skeptis dan lebih banyak menghakimi di dalam keluarga?