Pada abad keempat belas, hidup seorang Duke bernama Ranald. Ia kelebihan berat badan karena nafsu makannya tidak pernah terpuaskan. Pada waktunya, Duke Ranald menjadi raja. Saudaranya, Edward, sangat membenci kenyataan bahwa mahkota jatuh ke tangan saudara laki-lakinya yang gendut itu, sehingga ia melakukan pemberontakan dan menggulingkan saudaranya. Alih-alih membunuh atau membuang Ranald, Edward membangun sebuah ruangan dengan pintu yang hanya bisa dilewati oleh pria berukuran normal. Setiap hari, Edward mengirim kue-kue, makanan enak, dan minuman kepada saudaranya yang tentu saja menghargai kebaikannya. Edward berkata, "Saudaraku bukanlah tahanan, ia bisa pergi kapan saja ia mau." Nyatanya, Ranald dipenjara karena keserakahannya, bukan oleh Edward. Ia menjadi tawanan nafsu makannya.
Sebenarnya keserakahan bukan hanya masalah Ranald, tetapi juga masalah bagi semua orang dan dunia. Makanan adalah komoditas yang membuat Ranald menjadi tawanan keserakahan, tetapi harta, uang, dan hawa nafsu mengendalikan banyak orang. Perusahaan-perusahaan berusaha mengendalikan pasar dengan mematikan perusahaan-perusahaan start-up, eksekutif dengan gaji besar masih mengasihani diri dan memperebutkan bonus; negara-negara kaya menyedot kekuatan negara-negara miskin. Apakah keserakahan hanya masalah orang-orang besar? Atau juga merupakan masalah bagi orang-orang kecil, bahkan mungkin bagi Anda? Faktanya keserakahan adalah musuh semua orang. Ini bukan masalah seberapa banyak yang Anda miliki tetapi seberapa banyak yang Anda inginkan. Yesus memperingatkan, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya". Kita perlu melihat ajaran Yesus dalam Matius 6. Tuhan mengetahui hati kita dengan mengamati hal-hal yang kita kejar dan hal-hal yang ingin kita timbun dan simpan. Keserakahan, kata Paulus, adalah salah satu dosa daging yang harus disingkirkan oleh orang percaya dari kehidupan mereka. Selama kita bertujuan untuk hidup di jalan Tuhan, menyelaraskan diri kita dengan tujuan Tuhan bagi kita di dunia ini, Tuhan akan memberi kita apa yang kita butuhkan untuk hidup setiap hari. Menginginkan lebih dari itu adalah keserakahan, dan pastinya mengalihkan perhatian kita dari kehidupan yang penuh sukacita dan kedamaian. Karenanya, mari kita belajar melepaskan diri dari jerat keserakahan. [EH]