Saat Yesus dan murid-murid-Nya berada di Yerusalem pada hari raya Paskah, dikatakan bahwa banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan oleh Yesus. Yang menarik adalah Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka. Mengapa Yesus mempercayakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya namun tidak kepada orang-orang percaya di Yerusalem ini?
Yohanes berkata, "banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya." Dengan kata lain, iman mereka adalah iman kelas menengah. Iman mereka harus disertai tanda-tanda ajaib yang Yesus lakukan. Jika keadaan menjadi sulit, iman mereka tidak akan melampaui ketergantungan mereka pada tanda-tanda ini. Yesus yang adalah Allah, mengetahui segala sesuatu. Di antara hal yang Ia ketahui, salah satunya adalah apa yang ada dalam hati manusia (Markus 2:8; Matius 9:4). Karena Yesus mengetahui hati semua orang, maka Ia tidak mempercayakan diri-Nya kepada orang-orang dengan iman kelas menengah untuk konteks pelayanan dan persekutuan yang intim dengan-Nya. Murid-murid Yesus adalah contoh kepada siapa Ia mempercayakan diri-Nya, mempercayakan waktu-Nya, mempercayakan Amanat Agung, mempercayakan fondasi gereja-Nya (Matius 28:18-20; Efesus 2:17-22). Yesus tahu bahwa mereka akan menghadapi penentangan, penolakan, bahkan penganiayaan. Yesus tidak mungkin mempercayakan diri-Nya kepada mereka yang akan segera layu dan mundur di bawah tekanan semacam ini. Ia tahu hati manusia dan takkan mempercayakan diri-Nya pada orang yang imannya bergantung pada tanda-tanda. Tuhan mempercayakan pelayanan dan persekutuan intim dengan-Nya kepada orang yang memiliki hati untuk-Nya, memiliki iman yang berakar kuat, dan yang dapat menahan kesulitan hidup. Semoga Tuhan menemukan kita setia, sehingga Ia mempercayakan diri-Nya, bersekutu secara intim bersama kita, mengajar dan membimbing kita, sehingga kita menjadi orang yang menyatakan rahmat serta kasih karunia-Nya pada dunia ini. [LS]