Financial abuse (kekerasan/penyalahgunaan finansial) adalah taktik umum yang digunakan pelaku untuk mendapatkan kuasa atau kendali dalam suatu hubungan. Bentuk-bentuk kekerasan keuangan sering tidak kentara atau terang-terangan, namun yang jelas itu termasuk menyembunyikan informasi keuangan, membatasi akses korban terhadap asset, atau mengurangi akses terhadap keuangan.
Bacaan Alkitab kita menjelaskan bahwa orang Israel berhenti memberi sumbangan bagi orang-orang Lewi yang saat itu memelihara Bait Suci dan mengajar orang-orang. Karena tidak ada dukungan, mereka kembali ke ladang untuk mencari nafkah. Dalam periode yang sama, nabi Maleakhi menyampaikan nubuat yang tercatat di dalam kitab Maleakhi 3:8, "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!" Kita bisa saja melakukan "financial abuse" terhadap Tuhan, kita "merampok" Tuhan melalui persepuluhan atau persembahan khusus. Inilah tanda kemunduran rohani, sebab pada dasarnya kita akan dengan mudah mengeluarkan uang untuk hal-hal yang kita sukai. Sebut saja make up, mode, peralatan olahraga, properti, games, makanan, dan lain sebagainya. Dengan cara yang sama, ketika Tuhan tak lagi menjadi prioritas, kita akan mulai melakukan "financial abuse". Kita rentan melakukan penyalahgunaan keuangan, kita menilap pemberian kita pada Tuhan dan orang-orang yang sebenarnya layak menerimanya, terlebih untuk mendukung pekerjaan Tuhan. Sebab di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Cara kita menangani uang akan mengungkapkan hubungan kita dengan Tuhan, apakah itu kemunduran atau kemajuan rohani. Demikian pula dalam Perjanjian Baru, kita melihat jawaban Yohanes Pembaptis saat orang yang berkecukupan, pemungut cukai, dan prajurit-prajurit bertanya mengenai apa yang harus mereka perbuat sebagai bentuk pertobatan yang sejati. Semuanya ditunjukkan dengan bagaimana sikap mereka terhadap uang dan kepemilikan. Penting untuk diingat, bahwa siapa pun bisa saja melakukan financial abuse, tak terkecuali mereka yang rajin ke gereja, rajin CORE, atau rajin dalam pelayanan. Jadi, mari setiap orang memeriksa diri masing-masing, pertimbangkan perkataan Paulus, sebagaimana kita kaya dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam segala usaha, dan dalam kasih, sebab itu demikian juga hendaknya kita kaya dalam memberi (2 Korintus 8:7). [LS]