RENUNGAN INSPIRASI
Setelah membaca 1 Korintus pasal 12 dan 14, kita dapat mengetahui bahwa ada masalah mengenai karunia rohani di tengah-tengah jemaat Korintus. Dari apa yang Paulus nasihatkan kepada jemaat, mereka tampaknya membanggakan kepemilikan karunia-karunia rohani tertentu, dan meremehkan karunia yang tampaknya lemah dan menurut pemandangan manusia kurang terhormat dan tidak elok (1 Korintus 12:21-24).
Sayangnya, masalah di tengah-tengah jemaat Korintus tampaknya sangat relevan dengan kehidupan bergereja kita saat ini. Orang-orang dengan karunia yang dapat langsung dilihat, sering merasa mandiri, semena-mena, dan tidak merasa ketergantungan kepada anggota tubuh yang tidak dapat langsung dilihat. Padahal "mata tidak dapat berkata kepada tangan: Aku tidak membutuhkan engkau, dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: Aku tidak membutuhkan engkau." (1 Korintus 12:21). Mari perhatikan nasihat Paulus selanjutnya, malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Sebab hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga perhatian dan penghormatan yang khusus dapat ditujukan kepada mereka yang paling membutuhkan (ayat 24). Ini adalah hikmat yang luar biasa. Sebab jika bukan sesama anggota yang memberi penghormatan dan perhatian khusus kepada mereka yang lemah, kurang terhormat, dan tidak elok, siapa yang akan menghormati dan memperhatikan mereka? Hikmat ilahi telah merancang dan mengatur segala sesuatu dengan cara demikian, supaya jangan terjadi perpecahan, keretakan, bahkan kesenjangan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling menghormati dan memperhatikan. [LS]