Bagaimana jika Yesus tidak pernah mati? Seandainya Yesus tak pernah mati, maka dunia kita adalah tempat yang paling menyedihkan. Bagaimana jadinya dunia ini dihuni oleh orang-orang yang hidup tanpa dimotivasi oleh kasih Yesus? Tak berhitung banyaknya kehidupan yang disentuh oleh Yesus dan diubah oleh-Nya, dan tak terbilang banyaknya nyawa yang dibangkitkan dan diselamatkan oleh kematian Kristus. Ini membuktikan bagaimana kematian Kristus telah mengubah hidup dan sejarah manusia. Setelah Yesus berkata, "Sudah selesai", Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa. Ini bukan penyerahan kekalahan, tetapi bukti kemenangan-Nya. Apa yang telah diselesaikan oleh Tuhan Yesus adalah bentuk kemenangan-Nya di atas kayu salib.
Menarik untuk memperhatikan bahwa kematian Yesus menjadi jalan bagi kita untuk mengalami kehidupan. Setiap kita bisa menghadapi kematian, bukan saja kematian secara fisik namun juga kematian secara psikis, mental, maupun rohani. Kita mati karena dibelenggu dosa, kita mati ketika kita kehilangan mimpi dan harapan yang kita pegang, saat kita menua dan kehilangan energi serta harapan-harapan masa muda kita, mendapati diri yang mulai sakit-sakitan, kehilangan orang yang kita kasihi, dan lain sebagainya. Kematian tak pernah mudah, tetapi karena salib Kristus kita bisa percaya bahwa ada kehidupan baru di seberang kematian. Sebab kita akan meraih kemenangan karena apa yang telah Yesus lakukan di kayu salib. Di mana kita menemukan adanya pengharapan bahwa Yesus benar-benar bisa membangkitkan kehidupan kita. Bahwa di dalam situasi-situasi "kematian" kita, Dia akan membawa kehidupan baru. "God has done for us, we just do the rest." Tuhan telah menyelesaikannya untuk kita, dan tugas kita adalah bagaimana oleh anugerah-Nya kita bangkit dan beralih ke kehidupan baru yang berlimpah, di mana Kristus mau kita hidup di dalamnya. Tak peduli apa pun yang terjadi, kematian Kristus sanggup membebaskan kita untuk meraih kemenangan atas berbagai kematian. Karena salib-Nya, kita telah hidup. [RS]