Saat merenungkan pembacaan Alkitab hari ini, kita akan mendapati kalimat kontrakdiktif yang berbunyi demikian, "Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram." Tuhan mencela perbuatan mereka karena tak selaras dengan isi hatinya. Kendati mereka menunjukkan kesan yang tampak rohani, namun kenyataanya batin mereka diselubungi oleh keserakahan.
Beberapa dari kita pun mungkin melakukannya, kita mengesankan sesama kita dengan hal-hal rohani, padahal hati kita masih diselubungi keserakahan. Mungkin kita tak sampai menghalalkan segala cara demi uang, tetapi bisa jadi hati kita sangat terpaut akan uang, terikat pada harta, termasuk tidak mau memberi bagi pekerjaan Tuhan dan perpuluhan. Hal-hal tersebut cukup menjadi indikasi bahwa hati kita masih diselimuti oleh keserakahan. Oleh sebab itu, mari melihat jauh ke dalam hati kita. Seperti kita ketahui bersama, keserakahan merupakan kecenderungan alamiah kita sebagai manusia. Ketika harta yang kita miliki belum banyak, kita bisa saja mudah memberikannya. Namun, saat kekayaan kita mulai bertambah, di situlah tantangan untuk tidak mencintai harta menjadi semakin teruji. Saat pekerjaan dan bisnis kita maju, kita menjadi sulit memberi waktu untuk beribadah dan bersaat teduh. Pada akhirnya, Tuhan tak lagi menjadi prioritas kita. Maka benarlah yang dikatakan oleh firman Tuhan bahwa keserakahan sama dengan penyembahan berhala (Kolose 3:5). Itulah sebabnya Tuhan Yesus telah memperingatkan jauh sebelumnya, bahwa seseorang tak bisa menjadi hamba bagi dua tuan (Matius 6:24). Kita hanya bisa mencintai dengan komitmen penuh kepada salah satunya, Tuhan atau harta. Pertanyaannya, sudahkah kita bersungguh-sungguh mencintai Tuhan? Jangan sampai kita seperti kaum Israel, mendengar firman Tuhan, tetapi sama sekali tidak melakukannya. Karena itu matikanlah segala bentuk keserakahan di dalam diri kita. [RS]