Satu hal yang paling mengerikan dalam hidup ini adalah ketika Tuhan akhirnya jemu dengan kedegilan kita. Saat perilaku buruk kita tak bisa lagi ditoleransi, lalu Tuhan berpaling dari kita dan akhirnya berkata jemu kepada kita. Inilah yang terjadi pada bangsa Yehuda. Setelah Tuhan berulang kali memperingatkan mereka melalui para nabi, dan hamba-Nya, tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya. Sampai akhirnya kesempatan untuk bertobat pun telah ditutup. Tuhan bahkan berkata kepada Yeremia untuk berhenti berdoa bagi mereka (Yeremia 7:16). Saat kesempatan itu tak ada lagi, Tuhan meminta mereka untuk diusir dari hadapan Tuhan. Bahkan sekalipun Musa dan Samuel berdiri di hadapan Tuhan, hati Tuhan tak akan berbalik kepada mereka. Jawaban Tuhan kepada mereka, "Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah! dan yang ke tawanan, ke tawananlah!"
Setiap kita diberi kesempatan untuk bertobat, entah berapa lama, itu semua ada dalam kedaulatan Tuhan. Mungkin saja kita berpikir, kesempatan masih ada, kita pun menganggap sepi kemurahan dan kesabaran Tuhan, dan terus saja mengulur waktu untuk berubah, namun justru bisa saja Tuhan tak lagi memberi kesempatan. Di sisi lain, kita juga mungkin berpikir ada orang yang sudah banyak menyia-nyiakan anugerah Tuhan, namun ternyata kesabaran Tuhan masih dinyatakan di dalam dirinya. Dengan berbagai cara Tuhan akan menyatakan belas kasihan-Nya, termasuk melalui peringatan, teguran, penderitaan, Tuhan akan memberi kita kesempatan demi kesempatan. Tetapi akan ada masanya juga kita bisa kehilangan kesempatan untuk bertobat. Tuhan kita adalah Tuhan yang panjang sabar, namun Alkitab juga menjelaskan bagaimana Tuhan tidak bisa dipermainkan. Waktu belum mendapat hukuman, bukan berarti hidup kita lebih benar dari orang lain, bisa saja kesabaran Tuhan masih berlaku bagi kita. Karenanya, mari senantiasa memeriksa hati kita, mengizinkan hati kita dikoreksi oleh Tuhan dengan cara apa pun. Sebelum kesempatan untuk bertobat itu lenyap, bertobatlah. [RS]