Peristiwa kebangkitan Yesus Kristus pada hari ketiga setelah kematian-Nya adalah landasan yang tak tergoyahkan, yang meneguhkan kebenaran dan otoritas seluruh Alkitab. Kebangkitan ini lebih dari sekadar cerita; ini menandai kemenangan mutlak Allah atas kuasa dosa dan maut, sebuah tema yang telah dijanjikan sejak awal zaman dan secara konsisten diulang-ulang dalam Alkitab. Namun, adakah di antara kita yang pernah berpikiran seperti beberapa orang di Korintus yang menyangkal kebangkitan badani? Paulus menanggapi mereka dengan menjelaskan beberapa hal yang tidak masuk akal dalam cara berpikir mereka, sekaligus menunjukkan hal-hal yang berantakan andaikata Yesus tidak bangkit dari kematian.
Pertama, pemberitaan Paulus sia-sia, dan iman kita tidak ada gunanya karena kepercayaan itu tidak memiliki dasar apapun (ayat 14). Namun sejak Kristus bangkit, kerja keras Paulus tidaklah sia-sia, dan iman kita memiliki dasar yang kokoh. Kedua, andai Yesus tidak bangkit, para rasul sama dengan berdusta terhadap Allah, karena mereka telah bersaksi bahwa Tuhan telah membangkitkan Kristus (ayat 15). Namun sejak Kristus bangkit, para rasul bukanlah saksi palsu atas pekerjaan Tuhan yang luar biasa. Yang ketiga, andai Yesus tidak bangkit, maka kita masih hidup di dalam dosa (ayat 17). Namun puji syukur sejak Kristus bangkit, kita tak lagi berada dalam perbudakan dosa. Yang keempat, andai Yesus tidak bangkit, maka orang-orang yang mati dalam Kristus binasa (ayat 18). Namun karena Kristus bangkit, mereka yang mati dalam Kristus tidaklah binasa, melainkan beroleh hidup kekal. Kebangkitan Yesus Kristus adalah peristiwa terhebat di sepanjang masa yang melambangkan bahwa Ia berkuasa atas hidup, dan maut telah ditaklukan. Sebab apabila Yesus tidak bangkit terlebih dahulu, bagaimana kita dapat percaya bahwa Allah memiliki kuasa atas hidup dan maut? Yesus menjadi pionir dalam kebangkitan, dan memberikan pengharapan bahwa setiap kita akan bangkit suatu hari nanti untuk hidup bersama-Nya dalam kekekalan di sorga. Dengan demikian, kita tahu bahwa Yesus yang kita sembah adalah Tuhan. Kehidupan kita saat ini berharga di mata-Nya, setiap salib yang harus kita pikul tidaklah sia-sia, pelayanan kita tidak percuma melainkan membuahkan hasil dan memuliakan Yesus sebagai sumber sekaligus tujuan dari kehidupan dan pelayanan kita hari ini. Mari muliakan Yesus, Ia-lah pencipta kehidupan, pemenang atas maut, dan menjadi jaminan bahwa orang-orang yang telah mati kelak dibangkitkan kembali. [KH, LS]