Kita merinci daftar belanja, kita mencatat acara dalam agenda, dan menyediakan tempat khusus untuk menyimpan kunci-kunci. Semua itu kita lakukan untuk mengingat hal-hal kecil dalam rutinitas sehari-hari. Mengapa? Karena kita seringkali lupa. Jika kita sering lupa akan hal-hal kecil tersebut, apakah kita juga lupa hal-hal yang Tuhan kerjakan di dalam kehidupan kita? Apakah kita lupa bahwa Yesus telah mencurahkan darah-Nya dan mati bagi kita? Apakah kita lupa bahwa Ia mengalahkan dosa dan maut, sehingga Ia membebaskan kita dari belenggu dosa dan memberikan kita kehidupan. Mungkin kebanyakan dari kita tidak akan mengakuinya, tapi kenyataannya kita sering lupa pekerjaan besar yang telah Tuhan lakukan dalam diri kita, ke mana Ia membawa kita, dan dari mana Ia telah membebaskan kita. Kita terjebak hal-hal negatif di sekitar kita, dan kita lupa. Kita tersesat dalam kebisingan, terjebak dalam kesibukan, terlibat dalam kritik, dan kita lupa. Melupakan apa yang telah Tuhan kerjakan sangatlah berbeda dengan lupa membeli susu untuk kopi atau ulang tahun teman. Ketika kita melupakan apa yang telah Yesus lakukan, kita akan bingung saat menghadapi badai dan tantangan di hadapan kita. Ketakutan akan masuk dan mengingatkan kita akan segala kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi. Karena kewalahan, kita akan merasa hubungan menjadi sulit, pekerjaan melelahkan, suasana hati memburuk, tujuan menjadi kabur dan tidak pasti.
Belajar dari Raja Daud, ia sering merenungkan apa yang telah Tuhan lakukan dalam kehidupan-Nya secara pribadi dan dalam kehidupan bangsa Israel. Bukan artinya kita harus memikirkan masa lalu atau dosa kita di masa lampau. Namun, saat kita terjebak dalam keadaan yang tidak kita inginkan, kita lupa seberapa jauh Tuhan telah membawa kita. Perlu kesengajaan untuk mengingat kebaikan Tuhan, bukan karena momen itu tidak penting, hanya saja kita suka lupa. Kita harus secara aktif mengingat kebaikan Tuhan, dan Daud menunjukkan bagaimana melakukan hal ini. Ia memerintahkan dirinya untuk mengucap syukur kepada Tuhan "yang mengampuni dosa, menyembuhkan penyakit, yang menebus dan mengenyangkan" (Mazmur 103:1-5). Daud memimpin dirinya untuk secara aktif mengucap syukur. Ingatlah bagaimana Tuhan telah memberkati kita, bagaimana Ia menemukan kita, bagaimana Ia mengeluarkan kita dari keterpurukan, mengampuni dan menyucikan kita dari dosa. Ingatlah saat ketika Tuhan berbicara dengan jelas kepada kita. Ingatlah saat Tuhan menyembuhkan kita, dan ceritakanlah pada orang lain. Tuhan senang ketika kita mengucap syukur secara spesifik dan ketika kita membagikan rasa syukur tersebut. Berkat akan datang ke dalam jiwa kita ketika kita dengan patuh mengucap syukur. Ia akan memenuhi kita dengan sukacita saat kita mengingat apa yang telah Ia perbuat dalam hidup kita. [EH]