Menjalani kehidupan yang penuh dengan pergumulan umumnya akan diiringi kecemasan, keraguan, kekecewaan, kelesuan iman, bahkan kemarahan karena sesuatu yang kita harapkan tak kunjung datang. Namun, seringkali pembentukan sikap hati kita diuji melalui berbagai pergumulan, dan sikap hati yang benar akan sangat menentukan kemenangan kita terhadap pergumulan hidup tersebut.
Salah satu teladan yang menang dalam melalui pergumulan hidup adalah Zakharia dan Elisabet. Selama masa pernikahan mereka hingga di masa tua, mereka tidak memperoleh anak. Tentu ini menjadi pergumulan tersendiri bagi mereka. Apalagi pada zaman itu, tidak memiliki anak menjadi sebuah aib. Tetapi Alkitab tidak pernah mencatat Zakharia dan Elisabet menggerutu. Sebaliknya, mereka selalu berusaha untuk hidup benar di hadapan Tuhan serta hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat (Lukas 1:6). Menurut Lukas, Zakharia dan Elisabet melayani Tuhan dengan setia meskipun usia mereka sudah lanjut. Selaku imam yang melayani dan bertugas sebagai pendoa syafaat, tentu saja Zakharia tak hanya berdoa bagi umat Tuhan, tetapi ia juga berdoa bagi pergumulan dan kerinduannya. Hal itu tampak dari jawaban malaikat ketika datang menampakkan diri kepada Zakharia, yang berkata bahwa doanya telah dijawab dan Tuhan akan memberinya seorang putra (Lukas 1:13). Penantian itu akhirnya dikabulkan oleh Tuhan. Zakharia dan Elisabet mendapatkan Yohanes melalui mujizat, bahkan saat mereka tak lagi berharap karena mengetahui kondisi Elisabet yang telah lanjut usia. Itu sebabnya setelah mendapat anak itu Elisabet berkata, "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang." (Lukas 1:25). Sikap hati yang benar berperan besar bagi terwujudnya rencana Tuhan dalam hidup kita. Manakala kita sedang diperhadapkan dengan berbagai-bagai pergumulan, tetapkanlah pilihan untuk tetap menjaga hati di hadapan Tuhan. Dengan sikap hati yang tak bersungut-sungut, tetap berpegang pada janji Tuhan yang teruji, tetap percaya penuh atas kebaikan dan kasih sayang-Nya yang melimpah dalam hidup kita, dan meyakini bahwa cara Tuhan adalah yang terbaik. Sampai akhirnya kita dapat berkata, "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku!" [RS]